Ketika rasa penasaran berubah menjadi perasaan, berawal dari
“who?” – “hi” – “salam kenal” – “nice to meet you” – “ good night” – dan
seiring dengan pesan terus kita kirim satu sama lain, perasaan di dalam diri
ini pun juga tumbuh. Semakin hari aku merasakan perubahannya. Dari yang awalnya
“ya sudah” kini menjadi “kenapa?”. Dari yang awalnya “oh” kini menjadi
“dimana?”. Senyummu, tawamu, cara bicaramu, bahkan wajahmu ketika menangis J aku masih mengingatnya
J mungkin selalu
mengingatnya. Hmmm, aku tidak secantik wanita-wanita yang dekat denganmu, atau mereka yang melabeli diri
sebagai penggemarmu. Aku tidak secantik wanita yang selalu kau kagumi itu. Aku
tidak setinggi dia, sekaya dia, sepintar dia, bahkan tidak seberani dia. Bahkan
sampai sekarang aku masih bingung, kenapa kau mendekatiku? Yang bahkan tidak
menonjol diantara teman-temanku. Aku yang biasa ini, aku yang tidak cantik,
tidak tinggi, kenapa? Sampai detik ini aku cemas, apakah kau hanya
mempermainkanku? Kalau iya, kumohon hentikan. Hentikan sebelum perasaan ini
berkembang dan aku tidak ingin berpisah denganmu. Kalau memang benar kau hanya
mempermainkanku hentikan sekarang juga. Agar aku dengan segera menekan perasaan
ini. Karena bila kau tidak melakukannya, maka perasaan “you’re mine” sampai
kapanpun tidak akan tersampaikan. Cukup beri aku kejelasan dan aku akan
memberikanmu jawaban...