Chapter 3
Because your eyes that look at me
Make me run once again
More than anything else
“gege~....”
“hei ikuti gege.”
“gege mau pergi?”
“gege mau kemana?”
“gege tidak tau, kau
tunggulah di sini.”
“JANGAAANNNN!!!”
“AKU MAU IKUT
GEGE!!!!”
“jangan sayang, kamu
di sini dengan mama.”
“BABA AKU TIDAK MAU
IKUT!!!”
“YI FAN BENCI BABA!!!”
“maafkan baba yi
fan.... maafkan baba...”
“maafkan baba.....”
“maafkan baba.....”
Kris pov
Hosh... hosh... hosh...
Oh shit!
Kenapa aku harus bermimpi itu lagi. Kulirik jam dinding di kamarku, masih
terlalu pagi untuk bangun. Kurebahkan kembali tubuhku, oh sial! Aku tidak bisa
tidur lagi. Kulangkahkan kakiku ke balkon kamar, angin pagi yang bergesekan
dengan kulit membuatku sedikit bergetar. Kenapa aku bermimpi itu lagi? Kurogoh
kalung yang berhiaskan liontin perak dengan bentuk ukiran tulisan wu.
Kira-kira...... bagaimana kabarmu sekarang?
Wu Xiao Han.....?
_hun_han_
-at luhan class-
“.....baiklah anak-anak, untuk tugas di rumah kerjakan
halaman 12. Saya akhiri pembelajaran hari ini, terimakasih dan selamat siang.”
“selamat siang songsaenim.”
Selepas kepergian (?) sang guru, murid-murid yang berada di
kelas mulai berhambur keluar. Dua orang yeoja manis tengah berjalan melintasi
koridor sekolah untuk menuju kantin.
“lulu unnie kau carilah tempat, aku akan memesan makanan
untuk kita berdua.” Ujar baekhyun sambil berlalu menuju counter makanan.
“Oh... geurae.” Luhan pun berjalan menuju salah satu meja
yang terletak di pojok kantin dan bersebalahan langsung dengan taman.
Srek...
Srek...
Luhan mendongak, mendapati seseorang yang juga menggeser
kursi untuk menempati meja tadi. Sesaat mata mereka bertemu, keduanya saling
diam sampai Luhan tersadar dan memundurkan dirinya.
“eoh... mian sunbaenim, aku akan mencari tempat lain,
silahkan sunbaenim tempati.” Ucap Luhan sambil membungkuk. Belum sempat Luhan
meninggalkan tempat itu sebuah suara menginterupsinya untuk kembali duduk.
“kau mau kemana? Di sini sudah tidak ada tempat, duduklah.”
“tapi sunbae...”
“aku tidak terima penolakan.” Luhan menatap sekelilinganya,
memang tidak ada tempat yang tersisa. Semua sudah terisi, Luhan pun mulai
mendudukkan dirinya.
“kau tidak memesan makanan?”
“eoh? Ah, temanku yang memesan, aku mencari tempat untuk
makan, sunbae sendiri.... tidak memesan makanan?”
“kau tau.... aku risih mendengar kau memanggilku sunbaenim.”
Luhan tertunduk, merutuki dirinya yang telah membuat seniornya risih.
“panggil saja aku Sehun oppa.”
“ne?” Luhan mendongak, menatap sehun tidak percaya dengan
apa yang baru saja namja itu katakan. Sehun menyuruhnya memanggil dia “oppa”?
berdasarkan cerita Baekhyun, belum ada seorang yeoja yang mendapat permintaan
langsung dari Sehun untuk memanggilnya dengan embel-embel “oppa” apalagi
mengingat sifat Sehun yang “anti yeoja”, itu merupakan kejadian langka. Oke ini
berlebihan.... tapi hati Luhan tengah bersorak gembira karena ini.
“hahaha, kau lucu sekali. Siapa namamu?” sebuah tawa keluar
dari mulut Sehun! Oh ini juga mukjizat. Dalam sejarah Oh Sehun, ia belum pernah
tertawa di hadapan seorang yeoja kecuali ummanya, noonanya Kai, tunangan Kai
dan author :3
“naneun... Xi Luhan imnida.” Setelah memperkenalkan diri
suasana hening mulai tercipta, keduanya bergelut dengan pikiran masing-masing.
Selagi kedua insan ini berdiam diri mari kita menuju tempat seorang yeoja yang
tengah mengantri di counter makanan.
“hmm.... bagaimana kalau pesan bibimbab saja? Lalu minumnya
apa ya?”
“bagaimana kalau orange juice saja?”
“ah boleh juga.” Pekik Baekhyun, detik kemudian dia menoleh
kearah sumber suara. Mulutnya sedikit terbuka dan matanya tak berkedip. Demi
lee sooman yang beruban, Park Chanyeol tengah tersenyum dihadapannya. Perlu
diulangi? DIHADAPANNYA! Perlu diperjelas? DI-HA-DA-PAN-NYA! Perlu di...?! sudah
cukup kurasa.
“annyeong~” chanyeol tersenyum kearah Baekhyun, sedangkan
objek yang ditatap hanya mematung mencerna kejadian yang tengah dialaminya.
“annyeong~ ada orang didalam?” chanyeol mengibaskan
tangannya dihadapan baekhyun, mencoba menyadarkan yeoja manis yang tanpa
sepengetahuannya tengah mengagumi ciptaan Tuhan yang terpampang nyata
dihadapannya.
“eoh? Mwo? Ah! Maksudku... ne? ada apa sunbae?” oh sadarlah
baekhyun, sekarang kau terlihat seperti seorang idiot. Salahkan jantungnya yang
berdetak lebih cepat karena sengatan senyum 1000 watt chanyeol.
“hahaha kau lucu sekali, jadi? Apa kau mau memesan sekarang?
Antrian di belakang masih panjang.” Ujar chanyeol sambil tersenyum dan
mengarahkan dagunya kebelakang. Baekhyun mengalihkan pandangannya, melihat
begitu banyak siswa yang mengantri untuk memesan makanan di belakang chanyeol.
“ah... jeoseonghamnida.... jeoseonghamnida..” baekhyun
merutuki dirinya sendiri yang malah terbuai oleh pesona park chanyeol dan lupa
tujuan awalnya. Setelah memesan, baekhyun bergegas menuju tempat luhan. Sedikit
kesulitan karena ia harus membawa dua nampan. Namun sebuah tangan menyambar
satu nampan yang dipegangnya.
“eh?” chanyeol tersenyum kearah baekhyun.
“biar kubawakan yang satunya, lagipula aku hanya membawa
satu nampan.” Baekhyun terdiam, semburat merah menjalar di kedua pipinya.
Baekhyun berjalan mendahului chanyeol, bergegas menemui luhan.
_hun_han_
Hening masih menyelimuti kedua insan berbeda gender ini.
Sang yeoja yang diam-diam melirik namja di depannya, sedangkan sang namja
terang-terangan menatap si yeoja manis yang terlihat salah tingkah.
Luhan merutuki sahabatnya yang tak kunjung datang. Berlama-lama
dengan oh sehun ternyata tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Sejak insiden
menarik kursi bersama-sama, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Apalagi
sehun kini tengah menatapnya intens. Luhan mengalihkan pandangannya ke arah
counter makanan, terlihat baekhyun yang terburu-buru berjalan kearahnya. Namun
ada yang berbeda, luhan melihat salah satu dari prince school yang juga
komplotan dari namja yang duduk di depannya berjalan mengekor baekhyun.
“eoh? Sehun kau juga di sini?” chanyeol bertanya pada sehun,
sedangkan yang ditanya menatap chanyeol seolah berkata ‘apa yang kau lakukan?
Mengganggu saja!’
“eoh?! Oh sehun sunbaenim.” Baekhyun membungkuk kepada
sehun, kemudian melirik luhan yang kini mengalihkan pandangannya ke arah taman.
Baekhyun mendudukkan dirinya di samping luhan, setelah chanyeol meletakkan
nampan baekhyun yang ia bawa, ia mendudukkan dirinya di samping sehun. Keempatnya
terdiam, hanya terdengar dentingan sumpit dan sesekali deheman dari baekhyun.
Hingga suara chanyeol yang mencoba memecah keheningan diantara mereka.
“hei, aku belum tahu siapa nama kalian. Ehem, aku Park
Chanyeol dari kelas XI-1, bagaimana dengan kalian?” chanyeol menatap baekhyun
dan luhan sambil tersenyum.
“ah, naneun byun baekhyun imnida dari kelas X-2.” Baekhyun
tersenyum dan itu sukses membuat chanyeol terpana.
“ehem... ah... geurae, bangapta baekhyun-ah.” Chanyeol
membalas senyum baekhyun, kemudian beralih menatap luhan.
“naneun xi luhan imnida, teman sekelas baekhyun.” Luhan
sedikit membungkuk kepada chanyeol.
“eoh? Kau bukan orang korea?” chanyeol bertanya kepada
luhan. Luhan tersenyum, menampakkan eye smilenya yang membuat oh sehun terpana.
“ne sunbaenim, aku lahir di Beijing, tapi sejak kecil aku
ikut mama pindah ke Korea.” Chanyeol manggut-manggut, detik kemudian dia
kembali memandang luhan, raut wajahnya menyiratkan rasa penasaran.
“kalau kau ikut dengan ummamu ke korea, berarti appamu
tinggal sendiri di china?” luhan tertunduk, detik kemudian dia mendongakkan
kepalanya, tersenyum manis namun tatapannya sayu.
“baba dan mama bercerai ketika usiaku masih 4 tahun, dan
sejak saat itu aku tidak tahu kabar babaku. Mama tidak pernah menceritakan
penyebab perceraian mereka, dan aku pun tidak pernah bertanya, karena aku tidak
ingin mama sedih, yah.... meskipun sebenarnya aku ingin sekali mengetauhi
keadaan babaku sekarang.” Luhan mengakhiri kalimatnya, menyisakan tiga orang yang
kini terdian, terutama chanyeol yang paling merasa bersalah. Dan jangan lupakan
sehun yang kini tengah melirik ke arah chanyeol seolah-olah ingin memenggal
kepalanya.
“eoh.... mi.. mianhae luhan-ah, aku tidak bermaksud
mengungkit tentang keluargamu, mianhae luhan-ah, mianhae.” Chanyeol berulang
kali mengucapkan maaf.
“ah... gwaenchana sunbaenim, aku mengerti, sudahlah sunbae
tidak perlu meminta maaf.” Luhan berkata seraya tersenyum manis. Hening kembali
menyelimuti mereka.
“aaahhh~ kenyang sekali. Eoh? Sehun sunbae tidak memesan
makanan?” baekhyun yang telah menyelesaikan acara makannya, melihat sehun yang
sedari tadi hanya duduk menemani chanyeol tanpa memesan makanan.
“aku tidak terbiasa makan di tempat ramai.” Jawab sehun
singkat, baekhyun hanya mengangguk. Tatapannya kemudian beralih kepada luhan.
“lulu unnie, apa unnie sudah memberitahu myungsoo tentang
seleksi tim basket yang baru? formulirnya ada pada unni kan? Kemarin myungsoo
mencari unni tapi unni sudah pulang.”
“ah jinjja? Baiklah setelah ini aku akan menemuinya.”
“apa kalian nanti datang melihat seleksi?” ucap chanyeol
bersemangat.
“ne sunbaenim, tentu saja kami ikut.” Ucap baekhyun dengan
semangat.
“jangan panggil aku sunbaenim, kalian panggil saja aku
chanyeol oppa.”
“ne... chanyeol oppa.” Baekhyun merona, ia tidak percaya
bisa sedekat ini dengan senior pujaannya.
“baekki-ya sebentar lagi bel masuk, aku harus menemui
myungsoo dulu, kajja kita kembali ke kelas.”
“ne unni, annyeong chanyeol oppa, sehun sunbaenim.” Baekhyun
membungkuk kemudian berjalan mendahului luhan.
“ah! Aku juga harus kembali ke kelas, kajja sehun-ah.”
Chanyeol bergegas berdiri, sambil melirik ke arah sehun kemudian berjalan
mendahuluinya.
“ehem.... kau mau kembali ke kelas?” luhan menoleh ke arah
sehun yang kini tengah menatapnya.
“ne, oppa juga mau kembali ke kelas?” luhan sesekali menatap
sehun.
“ne.”
“kalau begitu, aku kembali ke kelas dulu oppa.” Luhan membungkuk
kemudian melangkah kembali ke kelasnya.
“luhan-ah...” luhan menoleh ke arah sumber suara.
“..... sampai bertemu lagi.” Semburat merah muda menghiasi
pipi luhan. Sehun tengah tersenyum kepadanya. Seorang oh sehun, pangeran es
yang ‘anti yeoja’ tengah tersenyum kepadanya. Rasanya luhan ingin menghentikan
waktu. Ia pun hanya menganggukkan kepala kemudian bergegas pergi sebelum
detakan jantungnya bertambah cepat.
_hun_han_
Sehun pov
Aku baru tahu ternyata orang tuanya bercerai, tapi dari
penuturannya kurasa dia yeoja yang tegar. Hei xi luhan.... sebenarnya apa yang
telah kau lakukan padaku? Kenapa hanya dengan melihatmu jantung ini berdetak
dua kali lebih cepat? Hanya dengan mendengar suaramu saja dapat membuat darahku
berdesir. Apakah kau seorang penyihir? Dimana kau mempelajari cara menaklukkan
hatiku yang selama ini beku? Kau hebat xi luhan. Aku telah terperangkap dalam
jerat cintamu.
Tbc-
review juseyooo~
0 komentar:
Posting Komentar