Chapter 2
I’m smiling like this,
So only you can see,
Are you looking at me right now?
“........ sekali lagi, selamat datang bagi siswa siswi baru
Seoul Park Senior High School. Terimakasih.” Riuh tepuk tangan mengakhiri
pidato seorang namja tampan yang dengan setia memasang wajah dingin tanpa
ekspresi kebanggaannya. Sedikit membungkuk kepada sang kepala sekolah yang
berada di sebelahnya, kemudian matanya beralih memandang seorang yeoja yang
menarik perhatiannya. Seulas senyum tipis, eum.... sangat tipis mungkin, dari
atas panggung ini ia dapat melihat dengan jelas bagaimana ekspresi yeoja itu.
Manis....
-skip time-
Seusai acara, Baekhyun dan Luhan bergegas menuju papan
pengumuman, berharap mereka menempati kelas yang sama. Oh lihatlah, mereka
harus berdesakan demi melihat dimana mereka akan ditempatkan.
“Xi Luhan.... Xi Luhan.... Xi Luhaaannn..... AH! XI LUHAN!”
Luhan memekik ketika mendapati namanya.
“eoh?... Byun Baekhyun?... ahhh BAEKHYUUUNNN... KITA
SEKELAAASSS!!!” Baekhyun yang berada di samping Luhan langsung memeluk yeoja
manis disebelahnya.
“Luhan-ah, kita sekelas! Aaahhhh~ johaeyo.”
“ne Baekkie-ya. Kajja kita ke kelas.” Luhan menarik tangan Baekhyun
menuju kelas baru mereka.
_hun_han_
Sehun pov
Sial...
Kenapa dengan jantungku? Akh! Yeoja itu. Mata itu, tatapan
itu. Kenapa aku terus memikirkannya?! Siapa yeoja itu?
“ARRGGHHH!!!”
“YAK! OH SEHUN! KAU INI KENAPA?!” aku melirik ke arah Kris
hyung yang menatapku garang dengan alis angry birdnya yang kini bertautan. Oh
aku benci melihat alisnya yang tebal itu.
“anni.” Aku pun meninggalkan kelas kami dan pergi entah
kemana. Yang jelas aku butuh menetralkan pikiranku.
“YAK! OH SEHUN! KAU MAU KEMANA EOHH!!!” tak kuhiraukan
ucapan duizhang tiang itu. Aku butuh udara segar. Mungkin pergi ke atap.
Kulangkahkan kakiku ke sembarang arah. Tujuan awalku memang
ke atap. Tapi entah sejak kapan, kaki ini malah menuntunku ke koridor kelas 10.
Aku berhenti sejenak. Untuk apa aku berada disini? Akh! Aku kan ingin ke atap,
sejak kapan atap sekolah berpindah di koridor kelas 10 (-_-). Ya sudah, balik
saja ke kelas.
Deg... deg... deg
Yeoja itu, itu yeoja yang tadi. Tanpa sadar kini aku
mengikutinya yang sedang berjalan dengan temannya. Ternyata dari belakang pun
yeoja itu sangat manis. Tiba-tiba yeoja itu berhenti, aku segera bersembunyi.
Oh? Dia masuk ke kelas itu. Aku mendekat ke arah kelas yang dimasukinya tadi.
X-2 ya....
Tunggu!
Yak! Oh Sehun! Ini sungguh bukan gayamu. Sejak kapan kau
suka menguntit seorang yeoja? Eoh? Apalagi dia seorang hobaemu. Aish! Oh sehun!
Ada apa sebenarnya dengan dirimu. Akh!!!! Aku benar-benar harus merefresh otak
dan hatiku. Ada apa sebenarnya denganku hari ini.
-skip time-
Teeetttt teeetttt...
Bel istirahat berdering, Luhan dan Baekhyun bergegas keluar
kelas dan segera menuju kantin.
-at kantin-
“aaahhh~ aku tidak tahu kalau unnie ternyata lebih tua
dariku. Aku benar-benar terkejut. Wajahmu sama sekali tidak menunjukkan kalau
kau lebih tua dariku.” Luhan mengerucutkan bibirnya ketika mendengar penuturan
Baekhyun tentang umurnya yang ternyata lebih tua. Yaaahhh, salahkan baby face
yang melekat padanya.
“yak! Baekki-ya. Kau sudah mengatakan itu berkali-kali.
(-.-)” Baekhyun terkikik melihat wajah cemberut unnie barunya itu. Menurutnya
wajah Luhan yang cemberut jauh lebih cute. Baekhyun pun mencubit pipi Luhan.
“aigoo~ unnie-ya neomu kyeopta. Kalau begitu mulai sekarang aku akan memanggilmu lulu unnie ^^.” Luhan membalas mencubit pipi Baekhyun kemudian tersenyum mengusap kepala dongsaeng manisnya itu. Tiba-tiba Luhan menarik tangannya dari kepala Baekhyun dan duduk tegap menghadap yeoja manis disebelahnya itu. Baekhyun yang melihat perubahan sikap Luhan yang tiba-tiba itu sedikit terjingkat ke belakang.
“aigoo~ unnie-ya neomu kyeopta. Kalau begitu mulai sekarang aku akan memanggilmu lulu unnie ^^.” Luhan membalas mencubit pipi Baekhyun kemudian tersenyum mengusap kepala dongsaeng manisnya itu. Tiba-tiba Luhan menarik tangannya dari kepala Baekhyun dan duduk tegap menghadap yeoja manis disebelahnya itu. Baekhyun yang melihat perubahan sikap Luhan yang tiba-tiba itu sedikit terjingkat ke belakang.
“yak! Waeyo unnie-ya? Aish, kau mengagetkanku.” Luhan yang
mendapat protes dari Baekhyun hanya memasang wajah innocent yang mungkin dapat
melelehkan balok es bernama Oh Sehun.
“ya, Baekkie-ya. Kau belum memberitahuku siapa namja yang di
sebelah Chanyeol sunbae tadi.” Baekhyun mengingat-ingat posisi keempat namja
tadi.
“eum... tadi itu, Kai... Kris... Chan.. Yeol... ah! OH SEHUN
SUNBAENIM!”
“ada apa denganku?” sontak kedua yeoja manis itu menoleh ke
belakang.
Luhan pov
Omo! Tam....pan... o.o
“aku tanya....” “ada apa denganku?” di... dia menatapku.
Namja itu menatapku, Sehun sunbae menatapku. Se.. Sehun sunbae..... .
“baiklah aku pergi...” omo dia tampan sekali. Entah
bagaimana rupa wajahku saat ini. Aku tidak peduli apakah aku terlihat seperti
orang bodoh atau tidak.
“OMO LULU UNNIE!!!” Baekhyun mengguncangkan bahuku,
membuatku tersadar akan kekagumanku pada Sehun sunbae.
“Lulu unnie, aku baru sadar ternyata Sehun sunbae memang
benar-benar tampan, kau lihat tadi cara dia memandang? Ooohhhh... dia keren
sekali unnie.. ah ah! Kulitnya juga sangat putih. Bukankah dia keren
unnieeeee!!!” oh tidak, bahuku sebentar lagi akan lepas karena terus
diguncangkan oleh Baekhyun.
“yak! Baekkie-yaaa!! Auuu.. sa..kit Baekkie.”
“ups... mian unnie, hehehe.” Iya Baekhyun, kau benar.
Sepertinya sejak di auditorium tadi aku sudah terjatuh dalam pesona seorang Oh
Sehun.
_hun_han_
Kris pov
“kapan kau pulang Yifan?” orang ini. Sampai kapan dia akan
memaksaku untuk kembali ke rumah.
“aku punya kehidupan sendiri di luar.”
“..... baba merindukanmu. Pulanglah Yifan, setidaknya di
rumah kau bisa...”
“aku bisa menggantikanmu mengurusi perusahaan. Kalau itu
tujuanmu, maaf. Tapi aku sudah mengatakan bahwa aku tidak akan mengurus
perusahanmu kalau aku belum menyelesaikan pendidikanku. Dan kau juga sudah
berjanji untuk tidak mengusikku sampai aku lulus kuliah nanti.” Aku mengepalkan
tanganku, mencoba meredam emosiku yang kapan saja bisa meledak.
“bukan begitu maksud baba Yifan, baba hanya....”
“kalau tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, kututup
telponnya.”
Tuuuttt....
Kugertakkan gigiku. Selalu seperti ini setiap kali aku
mendengar suaranya. Kenapa hanya mendengar suara? Entahlah, aku tidak ingat
kapan terakhir kali aku bertatap muka dengannya. Aku memijat pelipisku,
hahhh...
“babamu hyung?” tanya Chanyeol, aku meliriknya sekilas.
“aku ke atap.” Bukannya menjawab pertanyaan Chanyeol, aku
malah melangkahkan kakiku ke atap.
Kusandarkan kepalaku, perlahan kututup mataku. Merasakan
hembusan angin yang menerpa wajahku, di tempat ini aku selalu merasa lebih
baik. Entah sejak kapan, tapi butiran kristal terus berjatuhan dari mataku. Di
sini aku dapat meluapkan semua perasaanku, tenang bersama angin.
_hun_han_
“eoh? Lulu unnie . kau menangis?” Luhan mengusap air mata
yang mengalir dipipinya.
“anniya, mataku kemasukan debu Baekkie.” Baekhyun
mengangguk.
“kukira kau menangis unnie.” Luhan hanya tersenyum mendengar
penuturan baekhyun. Songsaenim sedang tidak mengajar di kelas mereka, jadi
ya... suasana kelas Luhan penuh dengan riuh murid-murid yang.... entah apa saja
yang mereka lakukan. Tiba-tiba kelas berubah hening, semua mata tertuju pada
seorang namja tampan yang kini berdiri di depan kelas luhan. Namja tampan
berkulit tan itu tersenyum dan berhasil membuat yeoja yang ada dikelas itu terpesona,
oh jangan lupakan Baekhyun dan Luhan juga. Eh... ralat, kurasa hanya Baekhyun
yang terpesona, karena Luhan kini hanya menatap teman-temannya yang sedang
terpesona oleh sosok tampan berkulit tan itu.
“annyeong yeorobeun ^^” sapa Kim Jongin, oh salah! Dia lebih
suka dipanggil Kai daripada nama aslinya.
“annyeong sunbae.”
“ne! Minta waktunya sebentar, eum... mungkin kalian bisa
duduk di tempat masing-masing sebentar.” Semua murid bergegas duduk di tempat
masing-masing.
“baik! Singkat saja, tahun ajaran baru ini, kami dari tim
basket akan mencari pemain baru, seleksi akan dilakukan besok sepulang sekolah,
untuk yang belum paham bisa menuju ke ruang olah raga. Yah.. mungkin itu saja
yang saya sampaikan, terimakasih perhatiannya. Annyeong ^^”
“Kai oppaaaaa~”
“kyaaaa oppaaaa jangan pergi duluuu!!”
“oppaaaaa”
“Kai sunbaeeee~ jangan tinggalkan akuuu (?)”
Selepas kepergian (?) Kai, suasana kelas kembali riuh...
atau mungkin ricuh...? yah hanya mereka, author dan Tuhan yang tau. Sementara
itu mari kita lihat Kai yang tiba-tiba membelokkan arah menuju UKS dan bukan ke
koridor kelas XI. Wah wah, ada apa dengan uri kkamjong?
Kai pov
Tok tok tok
Kuketuk pintu bercat hijau di depanku ini. Tak lama kemudian
tampaklah seorang yeoja yang sangaaaatttttt manis, imut dan yang jelas membuat
hari-hariku lebih indah. Tanpa babibu, aku langsung memeluk gadisku.
Menyalurkan rasa rinduku yang tidak pernah menguap.
“Kyungie.... bogoshipda chagi.” Kuhirup aroma tubuhnya,
oohhhh.... kau seperti morfin yang membuatku sakaw kalau tidak mengirup aroma
tubuhmu sehari saja Kyung.
“yak! Jongin-ah, ini masih di sekolah. Jangan macam-macam,
lepaskan aku Jongin.” Oh tidak bisa Kyung, kau terlalu memabukkan, aku tidak
bisa melepasmu begitu saja.
“anni Kyung, aku ingin seperti ini.” Aku mengusapkan wajahku
ke ceruk lehernya.
“yak! Babo! Lepaskan aku Kkamjong!” aw! Kurasakan kepalaku
berdenyut merasakan pukulan Kyungsoo noona.
“noonaaaaa.... kenapa kau memukulku?” aku melihat dia
memutar bola matanya malas. Uwoo kyeopta.
“salah sendiri kenapa kau tiba-tiba memelukku. Padahal ini
masih di sekolah, kau harusnya tau itu Jongin-ah.” aku menyeringai menatapnya.
“berarti kalau tidak di sekolah aku boleh memelukmu
sepuasnya baby?” O.O ah aku suka tatapan Kyungsoo noona dengan mata bulatnya
itu.
“jangan macam-macam Jongin! Ah.. sudahlah. Untuk apa kau
kesini?” aku beralih duduk di pinggir ranjang.
“anniya, hanya rindu padamu chagiyaa~” kulihat dia melotot
kepadaku, aih kyeopta.
“jangan aneh-aneh, kembalilah ke kelasmu dan belajar.”
Kulihat dia sibuk dengan berbagai macam obat-obatan yang entah apa itu namanya.
Hei sayang~ calon suamimu ada disini dan kau hanya berkutat dengan obat-obat
kesayanganmu itu? Oh bukankah aku jauh lebih menyenangkan untuk diajak bermain
(?) daripada obat-obatan itu?
“aku bosan kalau terus menerus belajar chagi. Toh aku tidak
pernah absen dari peringkat 3 paralel.” Aku melepas sepatuku dan berbaring di
kasur pasien. Kyung mendekat padaku.
“jangan sombong tuan Kim bodoh. Sudah sana kembali ke
kelasmu. Aku masih harus menyelesaikan laporan ini.”
Cup..
Satu kecupan manis mendarat dibibirku. Aku suka cara Kyung
noona menciumku, tanpa nafsu, tapi penuh kasih sayang.
“arra... arra. Aku kembali ke kelas. Oh iya, jangan lupa
nanti malam keluargaku ke rumahmu, kau dandanlah yang cantik, karena mertuamu
akan datang berkunjung.” Kulihat rona merah menjalar di pipinya. Aih kyeopta.
_hun_han_
Luhan sedang mengeringkan rambutnya ketika ponselnya
tiba-tiba berdering.
Kim joonmyeon
Senyum Luhan mengembang ketika melihat nama itu tertera di
ponselnya.
“yeobosaeyo! Unnieee!!” luhan sedikit berteriak
mengakibatkan orang di seberang sana menjauhkan ponselnya dari telinga.
“aigoo Luhan-ah.
Telingaku sakit karena kau berteriak-teriak.”
“hehehe, mian unnie. Ada apa unnie, tumben meneleponku?” Luhan
duduk di pinggir kasurnya, handuknya diletakkan begitu saja di meja belajar.
“memangnya kau tidak
merindukanku apa? Bogoshipda chagiii~”Luhan terkikik.
“nado unnie-yaaaa... nan jeongmal bogoshipda.”
“Luhan-ah, minggu
depan aku akan pulang ke Korea.”
“jinjjayoo!!! Kyaaa! Kalau kau sudah sampai jangan lupa
hubungi aku unnie, aku akan menjemputmu di bandara.”
“ne saeng-ii... begitu
roda pesawat mendarat di bandara aku akan mengirim pesan kepada xi luhan bahwa
aku sudah sampai, otte? Kkk~”
“yak! Unnie-ya... aku serius. Pokoknya, sesampainya kau di Korea
kau harus menghubungiku. Awas kalau kau tidak menghubungiku.”
“arraseo Luhan
chagiii... baiklah, aku masih ada urusan. Sampai bertemu minggu depan.
Annyeong.”
“ne, annyeong.” Luhan tersenyum kemudian beranjak mengambil
handuknya dan menuju kamar mandi.
Sehun pov
Namanya Xi Luhan. Siswi asal Shin Junior High School.
Umurnya 16 tahun, eoh? Dia lebih tua beberapa hari denganku? Dia tinggal
sendiri dengan ummanya. Pernah menjuarai olimpiade matematika, wah hebat juga
dia. Lahirnya di Beijing, oh pantas marganya Xi. Aku terus membolak-balik
berkas yang kudapat secara paksa dari songsaenim ini. Berkas yang berisi
tentang data seorang yeoja bernama Xi Luhan. Yeoja yang dapat membuatku
melakukan hal-hal yang bertentangan denganku.
Tok tok tok...
Segera kumasukkan berkas-berkas tadi ke dalam laci meja
belajarku, sedikit membenahi pakaianku, dan mulai berkutat dengan buku bacaan
yang kini berada dihadapanku.
“masuk.” Terdengar suara pintu kamarku terbuka, seorang
namja paruh baya berjalan mendekat kearahku.
“yo! Sehun-ah, ummamu sudah menyiapkan makan, turunlah,
makan dulu.” Aku memutar bola mataku malas. Namja ini sudah menjadi appa, bahkan
umurnya sudah kepala empat, tapi kelakuannya seperti seorang remaja.
“ne appa, aku menyusul.” Kataku sambil tetap menatap buku
yang ada dihadapanku.
“aish jinnja Sehun-ah. Berhentilah berkencan dengan
buku-bukumu itu. Sekali-sekali berkencanlah dengan seorang yeoja, kau tidak
akan mendapat keturunan kalau menikah dengan buku-bukumu itu.” Aku mendelik,
appa.... secara tidak langsung kau mendoakan anakmu tidak akan mendapat istri
manusia. Aku hendak protes namun kuurungkan ketika di depan pintu kamarku
berdiri yeoja paruh baya yang tengah berkacak pinggang sambil membawa spatula.
“apa yang kalian lakukan disini! Kalian mau makan atau
tidak?! Aku sudah capek-capek memasak dan kalian malah asik berdua disini!
Cepat turun dan makan atau aku akan membuang semua masakanku! Dan kau Oh Sehun!
Berhenti berkencan dengan buku-bukumu itu dan segera turun!”
Kulihat appa segera menyusul umma dan memeluk umma dari
belakang, memulai rayuan-rayuan mautnya agar sang istri tidak marah-marah
seperti tadi. Haahhh... dasar. Eoh? Dan apa itu tadi? Appa dan umma sama saja,
kenapa mereka beranggapan seperti aku ini tidak laku dan akhirnya hanya berkutan
dengan buku-buku. Kau akan terkejut ketika mengetahui betapa dipujanya anakmu
ini di sekolah. Dan tunggu sampai aku membawa Xi Luhan kehadapan kalian sebagai
calon istriku.
“OH SEHUUUNNN!!! KAU MAU MAKAN ATAU TIDAAAKKKKK!!! CEPAT
TURUN!” aish dasar umma.
“NE.. UMMAAA.”
TBC
Review
please J
0 komentar:
Posting Komentar