@TeukHae room
Ah Ra terus menghindar dari
Donghae. “Ja…jangan mendekatiku.” Kata Ah Ra yang dengan jelas terlihat sangat
gugup. “N…ne. Baiklah, ……” keduanya lalu saling diam. Hening… “Em, apa namamu
Ah Ra?” tanya Donghae memulai percakapan. Eh… Yang ditanya malah nganga. ‘eh
kok tau namaku?’ batin Ah Ra. “Eh, kok tau?” bertanya dengan gaya ala sule *promosi* “Em tadi Teuki hyung
bilang ‘aku titip Ah Ra ya’ dan saat aku masuk ke kamar aku melihatmu tidur di
ranjangku. Jadi ku pikir kau Ah Ra yang dimaksud hyung tadi.” Wajah Ah Ra
kemudian sontak menjadi terkejut. Dia terduduk lemas sambil menggigit bibir
bawahnya. Donghae mendekati Ah Ra. “Gwenchanayo?” tanya Hae pada Ah Ra. “Bae Go
Payo.” Kata Ah Ra dengan innocentnya. Donghae menarik tangan Ah Ra mengajaknya
keluar.
-Donghae POV-
Lucu sekali yeoja ini. Aku
menariknya menuju ruang makan. Ketika kubuka pintu, para member menatapku
dengan tatapan membunuh. Apa ini kenapa mereka menatapku seperti itu. Si Kunyuk
menatapku seaakan akan melahapku hidup-hidup *jangan MONKEY!* “Waeyo?” aku
memulai suara mengakhiri kesunyian ini. Kunyuk menatap tanganku yang
menggenggam tangan yeoja itu dan sesekali menatapku. Yeoja itu sepertinya peka
terhadap rangsang (?) dan langsung melapaskan genggamanku. “Hae apa yang kau
lakukan di dalam kamar bersama yeoja itu? Dan siapa yeoja itu? Kenapa dia tadi
berteriak AAAAAAAAA! Jelaskan pada kami.” Kata Heechul hyung bertubi-tubi sambil
menirukan teriakan Ah Ra. Aish,,,dasar otak-otak yadong. “Hyungdeul jangan
salah paham. Ini tidak seperti yang otak yadong kalian pikirkan. Ara.” Ais,
mereka malah menatapku semakin dalam dan tajam setajam s*let (maaf sensor) aku
menatap yeoja yang disampingku, eh lho kemana dia? aish ternyata dia
dibelakangku.
-Ah Ra POV-
Hya… mereka menatapku
seperti akan memangsaku. Ini semua gara-gara Teuki oppa. “Siapa kau?
Yeojachingunya Dong-Dong ya?” Tanya seorang namja cantik yang bernama Sungmin.
“Mwo! Ah anni, aku bukan yeojachingunya dia, aku Cuma…” tiba-tiba kata-kataku
dipotong oleh Donghae “Ah dia dongsaengnya Teuki hyung. Jadi aku tidak mungkin
macam-macam dengan dia.” kata Donghae enteng. “Da… dari mana kau tahu?”
daebak!!!! “Pertama sih aku kira kau pacarnya, tapi Teuki hyung kan hanya cinta sama
Jung Min Mi *daebak Dong-Dong #peluk-peluk teuki* #yang terakhir abaikan!. Jadi
kau pasti dongsaengnya.” Daebak!!! *bow sambil nangis* “Kau…kau dongsaengnya
Jungsoo hyung? Kenapa dia bisa punya dongsaeng secantik ini?” Ah Hangeng oppa
berlebihan *cengar-cengir gaje*. “Ayo kalau begitu kau ikut kami makan,
kebetulan aku juga masak banyak.” Kata Ryeowook oppa. “Kajja kau lapar kan ?” kata Donghae
padaku sembari menarik tanganku. Aku duduk disampingnya memakan makannan yang
sangat enak ini.
-Author POV-
Seperti biasa Lee Teuk
menjemput dongsaengnya di sekolah. Sampai disana ternyata sekolah sudah sepi.
Lee Teuk celingak celinguk persis kayak maling. “Ais mana Ah Ra? Apa dia sudah
pulang? Ah tidak mungkin, kalu dia pulang duluan dia pasti menelponeku.” Lama
sekali dia… apa dia tidur di dalam? *LOL!* kutelepon saja lah. “Yobbosaeo.”
Kudengar suara lembut dari ujung teleponku. “Hai kerbau. Dimana kau sekarang,
kenapa disekolah tidak ada. Aku sudah menunggumu lama sekali ini.” Eh kurasa
ada seseorang disampingnya. Eh seorang NAMJA! Ais berani sekali dia keluar
dengan namja tanpa ijin dariku. “Aku sedang dalam perjalanan pulang. Waeyo?”
“Mwo! Waeyo katamu. Aku
sudah menunggumu lama kenapa kau malah meninggalkanku Ha!”
“Memangnya kenapa? Bukannya
oppa juga begitu. Meninggalkanku begitu saja bersama selusin namja yang belum aku kenal. Bukannya
itu lebih keterlaluan ha?.”
“Hei, waktu itu aku sudah
membangunkanmu, kau saja yang tidurnya seperti kerbau. Lagipula aku kan sudah menitipkanmu
pada Donghae. kan
sudah kukatakan Donghae itu orang yang kupercaya. Hah kau memang menyebalkan.”
“MWO! Kau yang menyebalkan
oppa!”
“Siapa
Ah Ra?” tanya seseorang disamping Ah Ra. Kurasa itu namjachingunya.
“Hei Kerbau kau bersama siapa?
Kenapa tadi kudengar ada suara namja disampingmu. Kau bersama namjachingumu!
Awas kalau aku bertemu denganmu akan kuhajar dia. dimana kau sekarang?”
“Aku di mobil sedang dalam
perjalanan pulang. Apa urusanmu dengannya, memangnya kau berani menghajarnya?
Ha!”
“Tentu saja aku berani.
Berani-beraninya dia mendekati dongsaeng kesayanganku. Mau cari mati dia. cepat
katakan dimana dan dengan siapa kau sekarang.”
“Ow
ne. aku di jalan *** bersama Donghae oppa. Kau mau menyusul kami?”
“Mwo? Do…Donghae katamu?
Kenapa kau tidak bilang dari tadi kalau kau bersama Donghae. ah jantungku
hampir copot karena mengkhawatirkanmu ara! Berikan ponselmu pada Donghaeaku mau
bicara dengannya.”
“Ne.”
“Yobbosaeo.
Ada apa hyung.”
“Do…Donghae, ha? Benar ini
kau. Lee Donghae. has, syukurlah. Em tapi apa yang kau lakukan dengan
dongsaengku. KAU MAU MACAM-MACAM YA?!?!”
“Aish hyung apa maksudmu,
aku hanya menjemput dongsaengmu dan mengantarkan pulang, sama sekali tidak ada
pikiran yadong di otakku. Kalau dongsaengmu bersama si Monyet dan Rakun
kesayanganmu itu baru kau boleh curiga.”
“Ah
ya kau benar. Sudah hati-hati di jalan.”
Hah dasar pabo Ah Ra. Em
kenapa si Donghae dan Ah Ra jadi semakin dekat ya. As sudahlah aku balik saja
ke dorm.
-Author POV-
Ah Ra meminta Donghae untuk
mengantarkannya ke Myoongdong. Di sana
sudah ada Ri Mi yang menantinya.
“Ah
Ra!” Ri Mi melambaikan tangannya ke arah Ah Ra.
“Ri
Mi, kau sudah lama menunggu?” tanya Ah Ra yang kini sudah ada dihadapannya.
“Ah
anniyo. Aku baru datang kok. Eh…. Ka..kau, Donghae oppa.” *bow*
Donghae tersenyum menyapa
teman Ah Ra. Sedangkan Ri Mi bengong karena dihadapannya kini ada siluman ikan
yang sangaaaat tampan.
“Ka..kalian?”Ri Mi menatap
heran dua orang itu. Em… tepatnya menatap Donghae yang terus menggenggam tangan
Ah Ra.
“Ada apa Ri Mi?”
“Ah,
em apa kalian?”
“ha?” Donghae dan Ah Ra
kemudian saling memandang dan berujung dengan melepas genggaman mereka berdua.
“Ah anniyo. Em eh, ya sudah
oppa kami jalan-jalan dulu, nanti kalau sudah pulang aku telepon oppa.
Annyeong.” Ah Ra segera menarik Ri Mi meninggalkan Donghae yang tersipu malu.
*jiah malu-maluin maksudnya.*
@myoongdong
“Ah
Ra ayo kita beli es krim.” Ajak
Ri Mi.
“Ah ne, kajja.” Mereka
menuju salah satu kedai es krim di myoongdong *dari tadi nulis myoongdong
bingung tulisannya yang bener itu gimana*.
@kedai es krim
Dua
buah es krim coklat dan vanilla sudah ada ditangan dua yeoja itu.
“Em… Ah Ra, kau dan Donghae
oppa pacaran ya?” sebuah pertanyaan yang dengan mulus membuat Ah Ra tersedak.
“Mwo?
Bagaimana kau bisa berpikir begitu?”
“Habis kau dan Hae oppa
mendadak jadi dekat. Tadi juga kau bergandengan tangan dengannya.” Dengan polos
Ri Mi menjawab pertanyaan Ah Ra.
“Aish
Ri Mi aku memang dekat dengan Hae oppa tapi bukan berarti kita pacaran kan ?”
“Iya
aku tahu tapi kedekatan kalian itu nggak wajar tau.”
“Eh
maksudnya gak wajar?”
“Kalian tu kayak orang
pacaran, nempel terus. Udahlah pacaran aja sama Hae oppa.” Kata Ri Mi sambil
cengar-cengir.
“Aish, hubungan aku sama Hae
oppa tu Cuma sekedar oppa sama dongsaeng aja. Lagian emang sih sejak kejadian
itu *(ditinggal sendiri di dorm sama Lee Teuk)* aku sama Hae oppa jadi deket.
Aku juga ngerasa nyaman sih disamping Hae oppa, tapi nggak ada hubungan special
antara kita berdua. Ara!”
“Ne,
ne.”
“Em, ngomong-ngomong gimana
hubunganmu sama Geun Seok? Kok aku jarang liat kalian berdua jalan kayak dulu.”
“Huft, molla. Akhir-akhir
ini hubungan kami kurang baik. Dia jarang menghubungiku. Ah sudahlah jangan
bahas dia. lalu kau sendiri bagaimana dengan Hyun Wook? Apa sudah ada gencatan
senjata (?)”
“Belum, aku belum berani
bicara dengannya. Hah. Sebenarnya aku ingin sekali memeluknya, ah Hyun Wook.”
“Terus
Hae oppa dikemanakan?”
“YA!
kenapa kau terus membahas itu. Aish, menyebalkan.”
“Ah
mian-mian.”
Setelah lama berbincang
bincang. Mereka memutuskan untuk pulang, dan haripun beranjak sore.
“Ah
ne oppa aku tunggu.” Ah Ra menutup teleponnya.
“Kau
telepon siapa?”
“Aku
telepon Donghae oppa. Waeyo?”
“Kenapa
kau telepon dia? kenapa tidak telepon Teuki oppa?”
“Kau seperti tidak tau dia
seperti apa. Kalau kusuruh menjemputku pasti dia menolak. Kau sendiri sudah
menelepon Geun Seok?”
“Sudah
tapi tidak diangkat.”
“Tunggulah
mungkin sebentar lagi dia akan menelepon.”
Trrrrtttt…. Trrrrttttt….
Handpone Ri Mi berdering…
“Yobbosaeo.”
Kata Ri
Mi
Trek…
Ri Mi menutup teleponenya.
“Huft.”
Ri Mi menghela nafas.
“Gwenchanayo?
Ada apa?” tanya
Ah Ra.
“Anni, kurasa aku harus naik
bus. *tersenyum pahit* Jang tidak bisa menjemputku. Katanya dia ada urusan.”
Kata Ri Mi sambil tertunduk.
“Mwo?
Urusan apa sampai-sampai dia tidak bisa menjemput kekasihnya?”
“Molla.
Katanya dia mau mengantar ibunya ke Rumah Sakit.”
Tinnn
Tinnn…
Sebuah mobil berhenti di
depan mereka. Seorang namja tampan turun dari mobil hitam itu. Lee Donghae
dialah namja tampan itu.
“Ah
Ra, mian aku terlambat mejemputmu.”
“Oppa
dari mana kok baru datang?”
“Mian ya, kalau kau mau
menyalahkan salahkan saja monyet itu.” Kata Donghae sambil menunjuk mobilnyy: Arial;">“Oppa, bisa antarkan Ri Mi
pulang, dia tidak ada yang menjemput.” Aku mengeluarkan puppy eyes ku.
“Ah, ne. kajja.” Kata
Donghae oppa sambil membuka pintu mobil. Aku menyeret *bahasanya kasar* Ri Mi
masuk ke mobil. Sedikit memaksa memang, habisnya dia terus menolak.
“Ah anni Ah Ra. Biar aku
naik bis saja.” Aish, dia ini keras kepala sekali. Jarak dari Myoongdong ke
halte jauh sekali *author sok tau*.
“Kau ini, kalau kau tidak
mau menerima tawaranku aku tidak mau lagi jadi sahabatmu.” Kataku setengah
mengancam. Sebenarnya memaksa sih.
“Ah Ra…. Ne aku mau.”
HOREEEE!!! *alay* aku segera menggandengnya masuk mobil.
Ditengah perjalanan aku
melihat seorang namja yang mirip dengan Jang. Aku mengerjap-ngerjapkan mataku.
Dapat kulihat dengan jelas namja itu tengah menggandeng mesra seorang yeoja.
Aku melirik Ri Mi yang ada disampingku, dia menitikkan air mata. Kurasa dia
sudah melihatnya.
“OPPA HENTIKAN MOBILNYA!!!!”
aku berteriak persis ditelinga Donghae oppa. Dan seketika itu juga dia mengerem
mobilnya. Padahal di depan ada tukang es cendol wah untung nggak nabrak *author
gak punya uang buat ganti rugi. Reader: author miskin!*.
“Wae! Ah Ra!” aku tidak
peduli dengan teriakan Hyuk oppa yang kesakitan karena kepalanya kejedot. Habis
sudah kesabaranku. Aku turun dari mobil dan melesat menghadap mereka berdua
yang tengah bermesraan. Donghae oppa turun dari mobil dan mengejarku.
“HEH PECUNDANG!!! JADI INI
UMMAMU!!! MASIH MUDA YA! DAN AKU BARU TAU TERNYATA INI ADALAH RUMAH SAKIT!!!”
kataku sambil menunjuk sebuah toko yang baru saja dimasuki kedua orang munafik
itu. Aku mendorong tubuh kerempengnya sehingga dia sedikit terhuyung dan yeoja
disampingnya malah melongo karena shock melihat Donghae oppa yang ngos-ngosan
disampingku.
“Heh! Apa urusanmu!” tanya
Jang padaku. Yah ni orang Babo apa Goblok sih? Udah jelas jelas dia ketangkep
basah berduaan sama yeoja lain. Aku kembali ke mobil dan menyeret Ri Mi yang
sudah berlinang air mata ke hadapannya.
“Heh liat ini, tega ya.
Yeojachingumu tu ini bukan nenek lampir oplas kaya dia!” aku menunjuk yeoja
disampingnya. Sedangkan Jang diam tak berkutik melihat Ri Mi yang terus
menangis terisak.
“Heh kenapa diam? Ngerasa
bersalah ha! Telat ngerti!” aku menyeret Ri Mi menuju mobil tapi Jang berlari
menghampiri kami kami Ri Mi dan mencengkeram tangannya.
“Apa yang kau lakukan?
Leapaskan tanganku Jang.” Aish dasar Jang Babo.
“Hei Babo kau tidak dengar
lepaskan tangannya.” Aku bisa gila kalau melihat pemandangan ini terus.
“Aku tidak akan
melepaskanmu. Maafkan aku Minie.” Kata-kata apa itu! Maaf? Bukannya pergi Jang
malah semakin erat menerkam Ri Mi. Rintihan kesakitan muncul dari bibir mungil
Ri Mi. Ash, benar-benar babo namja ini.
“Hei lepaskan tangan Ri Mi,
kau buta lihat dia kesakitan.”
“Diam kau. Kau tidak ada
urusannya dengan ini.” Hei! Belum tau siapa Lee Ah Ra ya!
“Kuperingatkan sekali lagi
atau kau akan kuhajar.” Kurasa aku sudah tidak sabar untuk melayangkan pukulan
ke wajahnya.
“DIAM KAU!!” wah benar-benar
mau dihajar kau rupanya.
Aku menarik tangan Ri Mi
dari cengkeraman Jang sehingga Ri Mi limbung dan langsung ditahan oleh Donghae
oppa.
“Heh! Lancang sekali kau!
Dasar yeojaBabo!”
“MWO! KAU BILANG AKU YEOJA
BABO!!!!”
tbc again
coment ok ^^
0 komentar:
Posting Komentar