Hei, kamu yang di ujung Jawa :’)
Melihatmu
begitu dekat dengan wanita itu sungguh membuat diri ini cemburu. Tolong biarkan
aku egois, daripada aku munafik terhadap perasaan ini. Biarlah aku tidak dapat
meraihmu, tapi setidaknya pandanglah aku. Tolong sadari tentang keberadaanku. Jawablah
ketika aku bertanya padamu. Balaslah senyumku ketika aku menyapamu. Itu saja...
Jujur aku
ingin mendapat apa yang wanita itu dapatkan ketika bersamamu. Senyummu,
perhatianmu, aku ingin, tapi aku tahu itu tak mungkin. Melihat kenyataan kau
tak pernah melihatku, mungkin aku hanya dapat gigit jari sambil melihatmu yang
sedang merajut cinta kasih dengannya. Hei... kau sungguh hebat. Sekejap membuatku
terpesona, sekejap membuatku lara.
Kau tahu,
bahkan aku masih sering diam-diam memandang fotomu, mengenang saat diam-diam
aku melihatmu dari jauh. Melihatmu tersenyum meski senyum itu bukan untukku. Kalau
dipikir aku bodoh sekali. Kenapa aku masih mencintai orang yang sudah jelas statusnya
bersama orang lain? Dan bodohnya lagi aku tidak pernah mengungkapkan perasaanku
padamu, iya kan? Biar kutebak! Mungkin kau sendiri tidak tahu siapa aku, yah...
meski jarak kita dekat, tapi aku selalu merasa jauh denganmu.
Kalau sudah
seperti ini, aku harus bagaimana? Terus menerus memendam perasaan ini, dan
tetap menikmati kegiatan silent love ini? TIDAK! Aku juga ingin
melupakanmu. Namun pada kenyataanya, melupakanmu adalah hal yang sulit. Aku menganggap
ini sulit karena kau tidak pernah melakukan hal yang membuatku sakit hati
secara langsung. Itu yang membuatku sulit berpaling darimu.
Hei kamu,
bahkan sampai saat ini kau masih membayangi hari-hariku di sekolah :). Teringat
ketika kau sedang duduk sendiri di dalam kelasmu, lalu aku memasuki kelasmu dan
tanpa sengaja pandangan kita bertemu ketika aku berbalik. Teringat ketika aku
selalu memperhatikanmu yang duduk disamping jendela. Teringatmu yang kala itu
bersedih karena nilai rapormu turun. Teringat ketika hari kelulusan, dan
mungkin itu hari terakhir masa SMA aku bertemu denganmu. Bahkan dihari
kelulusanmu, aku yang dengan bodohnya hanya berdiri memandangmu tanpa
mengucapkan sepatah kata pun. Kalau kala itu aku punya keberanian untuk
mengungkapkannya, aku ingin mengatakan bahwa “Aku Mencintaimu”.
Hari-hari
setelah kelulusanmu kujalani sebagai seorang stalker. Seperti seorang
pecundang, yang hanya bisa mengamati tanpa dicintai. Sampai suatu ketika aku
mengetahui kenyataan yang begitu berat untuk perasaanku. Agustus tahun ini
mungkin menjadi agustus kelabu dalam sejarah hidupku. Kau resmi menjalin
hubungan dengan wanita itu, dan kau tahu apa yang dapat aku lakukan? Just crying.
Sebut aku pecundang, lebay, alay atau apalah. Tapi melihat orang yang kau
cintai bersama orang lain, yang bahkan kau mengenal siapa orang lain itu,
bukankah itu menyakitkan?
Akhir tahun
ini kau kembali (bersamanya). Haruskan aku melihat siaran langsung adegan
kemesraan kalian? Kumohon beri aku kekuatan Tuhan. Hapuskan rasa ini, jauhkan
perasaan ini dari dia. Tolong aku untuk melupakannya Tuhan. Dan semoga kau
bahagia dengan pasanganmu :)
Terimakasih sudah
menemani tahun pertamaku di SMA, semoga di lain waktu kita dapat bertemu lagi
dengan aku yang telah dapat melepas perasaanku padamu :)
0 komentar:
Posting Komentar