Pages

Banner

To be your friend To treat you like the others, I find that impossible. Whenever I see you, I cannot take my eyes away. Whenever I'm by your side, I cannot keep my self away. Quietly looking at you, Quietly hidding my self. I don't even know what I really want... However, compare of dislike, Please... Continue to show me, Your love...
Senin, 30 Desember 2013

unpredictable

lagi,
setelah sekian lama rasa itu menghilang, kini kembali ketika pandangan itu bertemu.
masih teringat disaat kita berjabat tangan, saat saling bertukar pandang.
aku tahu ini salah, aku tahu dan sangat paham bahwa kau tidak sendiri.
ada seseorang disana yang menantikanmu, yang menjadi pemilikmu.
tapi aku juga tidak ingin ada dusta, meski setitik, aku dapat merasakan kegembiraan ketika sebuah pesan kau tujukan untukku.
aku senang ketika kau membalas pesan yang aku kirimkan kepadamu.
satu hal yang tidak kusukai adalah, kenyataan bahwa aku tidak boleh berbuat lebih.
kenyataan bahwa kau hanya masa lalu dan aku yang berusaha melupakanmu.
aku tidak mau menampik perasaan yang masih ada ini.
kau bertanya, apa aku merindukanmu?
iya, aku rindu, rindu tawamu, rindu candamu, bahkan aku rindu tatapanmu.
kalau boleh aku tidak ingin melepas tanganmu ketika aku pergi seperti kemarin.
ada sedikit rasa sedih ketika aku dengan paksa melepas tanganmu, begitu eratnya kau menggenggam tanganku membuatku ingin berharap lebih.
tapi aku harus tetap pada batasku, menyadari bahwa kau tidak sendiri, dan mengingat wajah orang yang sedang mekar dihatiku.


Minggu, 29 Desember 2013

FF: closer chap 3 (hunhan)

Chapter 3

Because your eyes that look at me
Make me run once again
More than anything else



“gege~....”
“hei ikuti gege.”
“gege mau pergi?”
“gege mau kemana?”
“gege tidak tau, kau tunggulah di sini.”
“JANGAAANNNN!!!”
“AKU MAU IKUT GEGE!!!!”
“jangan sayang, kamu di sini dengan mama.”
“BABA AKU TIDAK MAU IKUT!!!”
“YI FAN BENCI BABA!!!”
“maafkan baba yi fan.... maafkan baba...”
“maafkan baba.....”
“maafkan baba.....”
Kris pov
Hosh... hosh... hosh...
Oh shit! Kenapa aku harus bermimpi itu lagi. Kulirik jam dinding di kamarku, masih terlalu pagi untuk bangun. Kurebahkan kembali tubuhku, oh sial! Aku tidak bisa tidur lagi. Kulangkahkan kakiku ke balkon kamar, angin pagi yang bergesekan dengan kulit membuatku sedikit bergetar. Kenapa aku bermimpi itu lagi? Kurogoh kalung yang berhiaskan liontin perak dengan bentuk ukiran tulisan wu. Kira-kira...... bagaimana kabarmu sekarang?
Wu Xiao Han.....?

_hun_han_

-at luhan class-
“.....baiklah anak-anak, untuk tugas di rumah kerjakan halaman 12. Saya akhiri pembelajaran hari ini, terimakasih dan selamat siang.”
“selamat siang songsaenim.”
Selepas kepergian (?) sang guru, murid-murid yang berada di kelas mulai berhambur keluar. Dua orang yeoja manis tengah berjalan melintasi koridor sekolah untuk menuju kantin.
“lulu unnie kau carilah tempat, aku akan memesan makanan untuk kita berdua.” Ujar baekhyun sambil berlalu menuju counter makanan.
“Oh... geurae.” Luhan pun berjalan menuju salah satu meja yang terletak di pojok kantin dan bersebalahan langsung dengan taman.
Srek...
Srek...
Luhan mendongak, mendapati seseorang yang juga menggeser kursi untuk menempati meja tadi. Sesaat mata mereka bertemu, keduanya saling diam sampai Luhan tersadar dan memundurkan dirinya.
“eoh... mian sunbaenim, aku akan mencari tempat lain, silahkan sunbaenim tempati.” Ucap Luhan sambil membungkuk. Belum sempat Luhan meninggalkan tempat itu sebuah suara menginterupsinya untuk kembali duduk.
“kau mau kemana? Di sini sudah tidak ada tempat, duduklah.”
“tapi sunbae...”
“aku tidak terima penolakan.” Luhan menatap sekelilinganya, memang tidak ada tempat yang tersisa. Semua sudah terisi, Luhan pun mulai mendudukkan dirinya.
“kau tidak memesan makanan?”
“eoh? Ah, temanku yang memesan, aku mencari tempat untuk makan, sunbae sendiri.... tidak memesan makanan?”
“kau tau.... aku risih mendengar kau memanggilku sunbaenim.” Luhan tertunduk, merutuki dirinya yang telah membuat seniornya risih.
“panggil saja aku Sehun oppa.”
“ne?” Luhan mendongak, menatap sehun tidak percaya dengan apa yang baru saja namja itu katakan. Sehun menyuruhnya memanggil dia “oppa”? berdasarkan cerita Baekhyun, belum ada seorang yeoja yang mendapat permintaan langsung dari Sehun untuk memanggilnya dengan embel-embel “oppa” apalagi mengingat sifat Sehun yang “anti yeoja”, itu merupakan kejadian langka. Oke ini berlebihan.... tapi hati Luhan tengah bersorak gembira karena ini.
“hahaha, kau lucu sekali. Siapa namamu?” sebuah tawa keluar dari mulut Sehun! Oh ini juga mukjizat. Dalam sejarah Oh Sehun, ia belum pernah tertawa di hadapan seorang yeoja kecuali ummanya, noonanya Kai, tunangan Kai dan author :3
“naneun... Xi Luhan imnida.” Setelah memperkenalkan diri suasana hening mulai tercipta, keduanya bergelut dengan pikiran masing-masing. Selagi kedua insan ini berdiam diri mari kita menuju tempat seorang yeoja yang tengah mengantri di counter makanan.
“hmm.... bagaimana kalau pesan bibimbab saja? Lalu minumnya apa ya?”
“bagaimana kalau orange juice saja?”
“ah boleh juga.” Pekik Baekhyun, detik kemudian dia menoleh kearah sumber suara. Mulutnya sedikit terbuka dan matanya tak berkedip. Demi lee sooman yang beruban, Park Chanyeol tengah tersenyum dihadapannya. Perlu diulangi? DIHADAPANNYA! Perlu diperjelas? DI-HA-DA-PAN-NYA! Perlu di...?! sudah cukup kurasa.
“annyeong~” chanyeol tersenyum kearah Baekhyun, sedangkan objek yang ditatap hanya mematung mencerna kejadian yang tengah dialaminya.
“annyeong~ ada orang didalam?” chanyeol mengibaskan tangannya dihadapan baekhyun, mencoba menyadarkan yeoja manis yang tanpa sepengetahuannya tengah mengagumi ciptaan Tuhan yang terpampang nyata dihadapannya.
“eoh? Mwo? Ah! Maksudku... ne? ada apa sunbae?” oh sadarlah baekhyun, sekarang kau terlihat seperti seorang idiot. Salahkan jantungnya yang berdetak lebih cepat karena sengatan senyum 1000 watt chanyeol.
“hahaha kau lucu sekali, jadi? Apa kau mau memesan sekarang? Antrian di belakang masih panjang.” Ujar chanyeol sambil tersenyum dan mengarahkan dagunya kebelakang. Baekhyun mengalihkan pandangannya, melihat begitu banyak siswa yang mengantri untuk memesan makanan di belakang chanyeol.
“ah... jeoseonghamnida.... jeoseonghamnida..” baekhyun merutuki dirinya sendiri yang malah terbuai oleh pesona park chanyeol dan lupa tujuan awalnya. Setelah memesan, baekhyun bergegas menuju tempat luhan. Sedikit kesulitan karena ia harus membawa dua nampan. Namun sebuah tangan menyambar satu nampan yang dipegangnya.
“eh?” chanyeol tersenyum kearah baekhyun.
“biar kubawakan yang satunya, lagipula aku hanya membawa satu nampan.” Baekhyun terdiam, semburat merah menjalar di kedua pipinya. Baekhyun berjalan mendahului chanyeol, bergegas menemui luhan.

_hun_han_

Hening masih menyelimuti kedua insan berbeda gender ini. Sang yeoja yang diam-diam melirik namja di depannya, sedangkan sang namja terang-terangan menatap si yeoja manis yang terlihat salah tingkah.
Luhan merutuki sahabatnya yang tak kunjung datang. Berlama-lama dengan oh sehun ternyata tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Sejak insiden menarik kursi bersama-sama, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Apalagi sehun kini tengah menatapnya intens. Luhan mengalihkan pandangannya ke arah counter makanan, terlihat baekhyun yang terburu-buru berjalan kearahnya. Namun ada yang berbeda, luhan melihat salah satu dari prince school yang juga komplotan dari namja yang duduk di depannya berjalan mengekor baekhyun.
“eoh? Sehun kau juga di sini?” chanyeol bertanya pada sehun, sedangkan yang ditanya menatap chanyeol seolah berkata ‘apa yang kau lakukan? Mengganggu saja!’
“eoh?! Oh sehun sunbaenim.” Baekhyun membungkuk kepada sehun, kemudian melirik luhan yang kini mengalihkan pandangannya ke arah taman. Baekhyun mendudukkan dirinya di samping luhan, setelah chanyeol meletakkan nampan baekhyun yang ia bawa, ia mendudukkan dirinya di samping sehun. Keempatnya terdiam, hanya terdengar dentingan sumpit dan sesekali deheman dari baekhyun. Hingga suara chanyeol yang mencoba memecah keheningan diantara mereka.
“hei, aku belum tahu siapa nama kalian. Ehem, aku Park Chanyeol dari kelas XI-1, bagaimana dengan kalian?” chanyeol menatap baekhyun dan luhan sambil tersenyum.
“ah, naneun byun baekhyun imnida dari kelas X-2.” Baekhyun tersenyum dan itu sukses membuat chanyeol terpana.
“ehem... ah... geurae, bangapta baekhyun-ah.” Chanyeol membalas senyum baekhyun, kemudian beralih menatap luhan.
“naneun xi luhan imnida, teman sekelas baekhyun.” Luhan sedikit membungkuk kepada chanyeol.
“eoh? Kau bukan orang korea?” chanyeol bertanya kepada luhan. Luhan tersenyum, menampakkan eye smilenya yang membuat oh sehun terpana.
“ne sunbaenim, aku lahir di Beijing, tapi sejak kecil aku ikut mama pindah ke Korea.” Chanyeol manggut-manggut, detik kemudian dia kembali memandang luhan, raut wajahnya menyiratkan rasa penasaran.
“kalau kau ikut dengan ummamu ke korea, berarti appamu tinggal sendiri di china?” luhan tertunduk, detik kemudian dia mendongakkan kepalanya, tersenyum manis namun tatapannya sayu.
“baba dan mama bercerai ketika usiaku masih 4 tahun, dan sejak saat itu aku tidak tahu kabar babaku. Mama tidak pernah menceritakan penyebab perceraian mereka, dan aku pun tidak pernah bertanya, karena aku tidak ingin mama sedih, yah.... meskipun sebenarnya aku ingin sekali mengetauhi keadaan babaku sekarang.” Luhan mengakhiri kalimatnya, menyisakan tiga orang yang kini terdian, terutama chanyeol yang paling merasa bersalah. Dan jangan lupakan sehun yang kini tengah melirik ke arah chanyeol seolah-olah ingin memenggal kepalanya.
“eoh.... mi.. mianhae luhan-ah, aku tidak bermaksud mengungkit tentang keluargamu, mianhae luhan-ah, mianhae.” Chanyeol berulang kali mengucapkan maaf.
“ah... gwaenchana sunbaenim, aku mengerti, sudahlah sunbae tidak perlu meminta maaf.” Luhan berkata seraya tersenyum manis. Hening kembali menyelimuti mereka.
“aaahhh~ kenyang sekali. Eoh? Sehun sunbae tidak memesan makanan?” baekhyun yang telah menyelesaikan acara makannya, melihat sehun yang sedari tadi hanya duduk menemani chanyeol tanpa memesan makanan.
“aku tidak terbiasa makan di tempat ramai.” Jawab sehun singkat, baekhyun hanya mengangguk. Tatapannya kemudian beralih kepada luhan.
“lulu unnie, apa unnie sudah memberitahu myungsoo tentang seleksi tim basket yang baru? formulirnya ada pada unni kan? Kemarin myungsoo mencari unni tapi unni sudah pulang.”
“ah jinjja? Baiklah setelah ini aku akan menemuinya.”
“apa kalian nanti datang melihat seleksi?” ucap chanyeol bersemangat.
“ne sunbaenim, tentu saja kami ikut.” Ucap baekhyun dengan semangat.
“jangan panggil aku sunbaenim, kalian panggil saja aku chanyeol oppa.”
“ne... chanyeol oppa.” Baekhyun merona, ia tidak percaya bisa sedekat ini dengan senior pujaannya.
“baekki-ya sebentar lagi bel masuk, aku harus menemui myungsoo dulu, kajja kita kembali ke kelas.”
“ne unni, annyeong chanyeol oppa, sehun sunbaenim.” Baekhyun membungkuk kemudian berjalan mendahului luhan.
“ah! Aku juga harus kembali ke kelas, kajja sehun-ah.” Chanyeol bergegas berdiri, sambil melirik ke arah sehun kemudian berjalan mendahuluinya.
“ehem.... kau mau kembali ke kelas?” luhan menoleh ke arah sehun yang kini tengah menatapnya.
“ne, oppa juga mau kembali ke kelas?” luhan sesekali menatap sehun.
“ne.”
“kalau begitu, aku kembali ke kelas dulu oppa.” Luhan membungkuk kemudian melangkah kembali ke kelasnya.
“luhan-ah...” luhan menoleh ke arah sumber suara.
“..... sampai bertemu lagi.” Semburat merah muda menghiasi pipi luhan. Sehun tengah tersenyum kepadanya. Seorang oh sehun, pangeran es yang ‘anti yeoja’ tengah tersenyum kepadanya. Rasanya luhan ingin menghentikan waktu. Ia pun hanya menganggukkan kepala kemudian bergegas pergi sebelum detakan jantungnya bertambah cepat.

_hun_han_

Sehun pov
Aku baru tahu ternyata orang tuanya bercerai, tapi dari penuturannya kurasa dia yeoja yang tegar. Hei xi luhan.... sebenarnya apa yang telah kau lakukan padaku? Kenapa hanya dengan melihatmu jantung ini berdetak dua kali lebih cepat? Hanya dengan mendengar suaramu saja dapat membuat darahku berdesir. Apakah kau seorang penyihir? Dimana kau mempelajari cara menaklukkan hatiku yang selama ini beku? Kau hebat xi luhan. Aku telah terperangkap dalam jerat cintamu.

Tbc-

review juseyooo~



Senin, 23 Desember 2013

lirik lagu: EXO - Miracle In December (chinese ver.)

[LuHan] wo wangyan yuchuan kanwo kanbudao deni
wo ceer qingting tingwo tingbudao deni

[BaekHyun] kandao ceng kanbujian de huamian tingdao tingbujian de shengxian
ni geilewo chaonengli
zaini likai lewo yihou

[Chen] cengjing dewo taiguo zisi zhi zhaogu woziji
cengjing dewo taisha budongde nidexin
xianzai dewo yitiantian zai gaibian mingming ni buzai woshenbian
[LuHan] que yinwei nier gaibian yinwei ni gei deai

[BaekHyun] meiyici woxiangni quanshijie meiyichu doushi ni hm,,,
yekongxia de xuehua meiduo doushi nide leidi

[LuHan]  haoxiang ni shunjian jiuzai yanqian
haoxiang rang ni huidao woshenbian
zhe wuli de chaonengli ye meiyou banfa wanhui ni woo,,,

[Chen] cengjing dewo taiguo zisi zhi zhaogu woziji
cengjing dewo taisha budongde nidexin
xianzai dewo yitiantian zai gaibian mingming ni buzai woshenbian
[BaekHyun] que yinwei nier gaibian yinwei ni gei deai

[All] ba shijian dongjie [LuHan] huidao ni shenbian
na huiyi de shu [LuHan] fanhui guoqu na yiye
na yiye de niwo [BaekHyun] oho,,,
[Chen] na shihou de ni he wo,,,

[Chen] bugou jianqiang dewo tiantian zai gaibian yinwei ni de ai
[BaekHyun] ni gaibian le yiqie ( [LuHan] wo zhengge shengming

[BaekHyun] zhe yiqie ( [LuHan] wo zhengge shijie) woo,,,

[BaekHyun] cengjing wo duiyu aiqing budong ganxie zhenxi
[Chen] cengjing wo yiwei ai jieshu ye bu kexi oh,,,
er xianzai wo que yinwei ni gaibian
mingming ni buzai woshenbian
[LuHan] wode ai haizai jixu jiuxiang meiyou bianji

[All] ba shijian dongjie ( [Chen] oh wohaixiang)
huidao ni shenbian ( [Chen] huidao ni shenbian)
na huiyi de shu ( [Chen] oh na huiyi)
chongman beishang de yuyan
suizhe yanlei xiaoshi woho,,,
[Chen] zai huidao na baise jijie

[LuHan] wo wangyan yuchuan kanwo kanbudao deni
wo ceer qingting tingwo tingbudao deni

Lirik lagu: EXO - Miracle In December (Korea Ver.)

[D.O] Boiji anheun neol chajeuryeogo aesseuda
deuliji anhneun neol deureulyeo aesseuda
[Baekhyun] Boiji anhdeonge boigo deulliji anhdeonge deullyeo
neo nareul ddeonan dwiro naegen eobdeon himi saenggyeosso
[Chen] Neol nabakke mollasseodeon igijogin naega yeah…
ne maeumdo mollajwodeon musimhan naega
ireohke deo dallajyeodaneunge najocha midgiji anha
[D.O] Ne sarangeun ireohke gyesok nal umjikyeo
[Baekhyun] Nan saenggakmanhamyeon sesangeul neoro chaeul su isseo hmmm…
nunsongihanaga ne nunmul han bangulinigga
[D.O] Dan han gaji mothaneun geoseun neol naegero oge haneun il
i chorahan choneunglyeog ([D.O/Baekhyun] ijen eobseoeumyeon jogesseo) uhhh..
[Chen] Neol nabakke mollasseodeon igijogin naega
ne maeumdo mollajwodeon musimhan naega
ireohke deo dallajyeodaneunge najocha midgiji anha
[Baekhyun] Ne sarangeun ireohke gyesok nal umjikyeo
[All] Jiganeul meomchwo ([D.O] Nege doraga)
chueogeul chaegeun ([D.O] Neoui peijireul yeoreo)
nan ge ane isseo ([Baekhyun] Ow hooo)
[Chen] Neowa hamkke ineun geol
aju jogeunmago yakhan sarami neoui sarangi
[Baekhyun] Ireohke modeungeol ([D.O] Nae salmeul modu)
bakkungeol ([D.O] Sesangeul modu) hooo uwoo…
[Baekhyun] Sarangi gomaun jul mollasseodeon naega hoo..
[Chen] Kkeutnamyeon geumanin jul aradeon naega ohh..
neo wonhaedeon geu moseub gedaero nalmada nareul gochyeoga
[D.O] Nae sarangeun kkeuteobsi gyesok ddeul geot gata
[All] Siganeul meomchwo ([D.O] Ije nan) nege doraga ([Chen] Nege doraga)
chueogui chaegeun ([Chen] Oneuldo) neoui peijireul yeoreo ([Baekhyun] nan geane isseo ow hoo…)
[D.O] Geu gyeure wa ineungeol
[D.O] Boiji anheun neol chajeuryeogo aesseuda
deuliji anhneun neol deureulyeo aesseuda

Jumat, 06 Desember 2013

SUNNY couple

SUHO & SUNNY 


 KAI & SUNNY & SEHUN



 TOM FELTON & SUNNY


 SEHUN & SUNNY


LEETEUK & SUNNY



baru sadar ternyata cast di photo2 editan gue sunny semua XD

FF: closer chap 2 (hunhan)

Chapter 2
I’m smiling like this,
So only you can see,
Are you looking at me right now?

“........ sekali lagi, selamat datang bagi siswa siswi baru Seoul Park Senior High School. Terimakasih.” Riuh tepuk tangan mengakhiri pidato seorang namja tampan yang dengan setia memasang wajah dingin tanpa ekspresi kebanggaannya. Sedikit membungkuk kepada sang kepala sekolah yang berada di sebelahnya, kemudian matanya beralih memandang seorang yeoja yang menarik perhatiannya. Seulas senyum tipis, eum.... sangat tipis mungkin, dari atas panggung ini ia dapat melihat dengan jelas bagaimana ekspresi yeoja itu. Manis....
-skip time-
Seusai acara, Baekhyun dan Luhan bergegas menuju papan pengumuman, berharap mereka menempati kelas yang sama. Oh lihatlah, mereka harus berdesakan demi melihat dimana mereka akan ditempatkan.
“Xi Luhan.... Xi Luhan.... Xi Luhaaannn..... AH! XI LUHAN!” Luhan memekik ketika mendapati namanya.
“eoh?... Byun Baekhyun?... ahhh BAEKHYUUUNNN... KITA SEKELAAASSS!!!” Baekhyun yang berada di samping Luhan langsung memeluk yeoja manis disebelahnya.
“Luhan-ah, kita sekelas! Aaahhhh~ johaeyo.”
“ne Baekkie-ya. Kajja kita ke kelas.” Luhan menarik tangan Baekhyun menuju kelas baru mereka.

_hun_han_

Sehun pov
Sial...
Kenapa dengan jantungku? Akh! Yeoja itu. Mata itu, tatapan itu. Kenapa aku terus memikirkannya?! Siapa yeoja itu?
“ARRGGHHH!!!”
“YAK! OH SEHUN! KAU INI KENAPA?!” aku melirik ke arah Kris hyung yang menatapku garang dengan alis angry birdnya yang kini bertautan. Oh aku benci melihat alisnya yang tebal itu.
“anni.” Aku pun meninggalkan kelas kami dan pergi entah kemana. Yang jelas aku butuh menetralkan pikiranku.
“YAK! OH SEHUN! KAU MAU KEMANA EOHH!!!” tak kuhiraukan ucapan duizhang tiang itu. Aku butuh udara segar. Mungkin pergi ke atap.
Kulangkahkan kakiku ke sembarang arah. Tujuan awalku memang ke atap. Tapi entah sejak kapan, kaki ini malah menuntunku ke koridor kelas 10. Aku berhenti sejenak. Untuk apa aku berada disini? Akh! Aku kan ingin ke atap, sejak kapan atap sekolah berpindah di koridor kelas 10 (-_-). Ya sudah, balik saja ke kelas.
Deg... deg... deg
Yeoja itu, itu yeoja yang tadi. Tanpa sadar kini aku mengikutinya yang sedang berjalan dengan temannya. Ternyata dari belakang pun yeoja itu sangat manis. Tiba-tiba yeoja itu berhenti, aku segera bersembunyi. Oh? Dia masuk ke kelas itu. Aku mendekat ke arah kelas yang dimasukinya tadi. X-2 ya....
Tunggu!
Yak! Oh Sehun! Ini sungguh bukan gayamu. Sejak kapan kau suka menguntit seorang yeoja? Eoh? Apalagi dia seorang hobaemu. Aish! Oh sehun! Ada apa sebenarnya dengan dirimu. Akh!!!! Aku benar-benar harus merefresh otak dan hatiku. Ada apa sebenarnya denganku hari ini.­
-skip time-
Teeetttt teeetttt...
Bel istirahat berdering, Luhan dan Baekhyun bergegas keluar kelas dan segera menuju kantin.
-at kantin-
“aaahhh~ aku tidak tahu kalau unnie ternyata lebih tua dariku. Aku benar-benar terkejut. Wajahmu sama sekali tidak menunjukkan kalau kau lebih tua dariku.” Luhan mengerucutkan bibirnya ketika mendengar penuturan Baekhyun tentang umurnya yang ternyata lebih tua. Yaaahhh, salahkan baby face yang melekat padanya.
“yak! Baekki-ya. Kau sudah mengatakan itu berkali-kali. (-.-)” Baekhyun terkikik melihat wajah cemberut unnie barunya itu. Menurutnya wajah Luhan yang cemberut jauh lebih cute. Baekhyun pun mencubit pipi Luhan.
“aigoo~ unnie-ya neomu kyeopta. Kalau begitu mulai sekarang aku akan memanggilmu lulu unnie ^^.” Luhan membalas mencubit pipi Baekhyun kemudian tersenyum mengusap kepala dongsaeng manisnya itu. Tiba-tiba Luhan menarik tangannya dari kepala Baekhyun dan duduk tegap menghadap yeoja manis disebelahnya itu. Baekhyun yang melihat perubahan sikap Luhan yang tiba-tiba itu sedikit terjingkat ke belakang.
“yak! Waeyo unnie-ya? Aish, kau mengagetkanku.” Luhan yang mendapat protes dari Baekhyun hanya memasang wajah innocent yang mungkin dapat melelehkan balok es bernama Oh Sehun.
“ya, Baekkie-ya. Kau belum memberitahuku siapa namja yang di sebelah Chanyeol sunbae tadi.” Baekhyun mengingat-ingat posisi keempat namja tadi.
“eum... tadi itu, Kai... Kris... Chan.. Yeol... ah! OH SEHUN SUNBAENIM!” 
“ada apa denganku?” sontak kedua yeoja manis itu menoleh ke belakang. 
Luhan pov
Omo! Tam....pan... o.o
“aku tanya....” “ada apa denganku?” di... dia menatapku. Namja itu menatapku, Sehun sunbae menatapku. Se.. Sehun sunbae..... .
“baiklah aku pergi...” omo dia tampan sekali. Entah bagaimana rupa wajahku saat ini. Aku tidak peduli apakah aku terlihat seperti orang bodoh atau tidak.
“OMO LULU UNNIE!!!” Baekhyun mengguncangkan bahuku, membuatku tersadar akan kekagumanku pada Sehun sunbae.
“Lulu unnie, aku baru sadar ternyata Sehun sunbae memang benar-benar tampan, kau lihat tadi cara dia memandang? Ooohhhh... dia keren sekali unnie.. ah ah! Kulitnya juga sangat putih. Bukankah dia keren unnieeeee!!!” oh tidak, bahuku sebentar lagi akan lepas karena terus diguncangkan oleh Baekhyun.
“yak! Baekkie-yaaa!! Auuu.. sa..kit Baekkie.”
“ups... mian unnie, hehehe.” Iya Baekhyun, kau benar. Sepertinya sejak di auditorium tadi aku sudah terjatuh dalam pesona seorang Oh Sehun.

_hun_han_

Kris pov
“kapan kau pulang Yifan?” orang ini. Sampai kapan dia akan memaksaku untuk kembali ke rumah.
“aku punya kehidupan sendiri di luar.”
“..... baba merindukanmu. Pulanglah Yifan, setidaknya di rumah kau bisa...”
“aku bisa menggantikanmu mengurusi perusahaan. Kalau itu tujuanmu, maaf. Tapi aku sudah mengatakan bahwa aku tidak akan mengurus perusahanmu kalau aku belum menyelesaikan pendidikanku. Dan kau juga sudah berjanji untuk tidak mengusikku sampai aku lulus kuliah nanti.” Aku mengepalkan tanganku, mencoba meredam emosiku yang kapan saja bisa meledak.
“bukan begitu maksud baba Yifan, baba hanya....”
“kalau tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, kututup telponnya.”
Tuuuttt....
Kugertakkan gigiku. Selalu seperti ini setiap kali aku mendengar suaranya. Kenapa hanya mendengar suara? Entahlah, aku tidak ingat kapan terakhir kali aku bertatap muka dengannya. Aku memijat pelipisku, hahhh...
“babamu hyung?” tanya Chanyeol, aku meliriknya sekilas.
“aku ke atap.” Bukannya menjawab pertanyaan Chanyeol, aku malah melangkahkan kakiku ke atap.
Kusandarkan kepalaku, perlahan kututup mataku. Merasakan hembusan angin yang menerpa wajahku, di tempat ini aku selalu merasa lebih baik. Entah sejak kapan, tapi butiran kristal terus berjatuhan dari mataku. Di sini aku dapat meluapkan semua perasaanku, tenang bersama angin.

_hun_han_

“eoh? Lulu unnie . kau menangis?” Luhan mengusap air mata yang mengalir dipipinya.
“anniya, mataku kemasukan debu Baekkie.” Baekhyun mengangguk.
“kukira kau menangis unnie.” Luhan hanya tersenyum mendengar penuturan baekhyun. Songsaenim sedang tidak mengajar di kelas mereka, jadi ya... suasana kelas Luhan penuh dengan riuh murid-murid yang.... entah apa saja yang mereka lakukan. Tiba-tiba kelas berubah hening, semua mata tertuju pada seorang namja tampan yang kini berdiri di depan kelas luhan. Namja tampan berkulit tan itu tersenyum dan berhasil membuat yeoja yang ada dikelas itu terpesona, oh jangan lupakan Baekhyun dan Luhan juga. Eh... ralat, kurasa hanya Baekhyun yang terpesona, karena Luhan kini hanya menatap teman-temannya yang sedang terpesona oleh sosok tampan berkulit tan itu.
“annyeong yeorobeun ^^” sapa Kim Jongin, oh salah! Dia lebih suka dipanggil Kai daripada nama aslinya.
“annyeong sunbae.”
“ne! Minta waktunya sebentar, eum... mungkin kalian bisa duduk di tempat masing-masing sebentar.” Semua murid bergegas duduk di tempat masing-masing.
“baik! Singkat saja, tahun ajaran baru ini, kami dari tim basket akan mencari pemain baru, seleksi akan dilakukan besok sepulang sekolah, untuk yang belum paham bisa menuju ke ruang olah raga. Yah.. mungkin itu saja yang saya sampaikan, terimakasih perhatiannya. Annyeong ^^”
“Kai oppaaaaa~”
“kyaaaa oppaaaa jangan pergi duluuu!!”
“oppaaaaa”
“Kai sunbaeeee~ jangan tinggalkan akuuu (?)”
Selepas kepergian (?) Kai, suasana kelas kembali riuh... atau mungkin ricuh...? yah hanya mereka, author dan Tuhan yang tau. Sementara itu mari kita lihat Kai yang tiba-tiba membelokkan arah menuju UKS dan bukan ke koridor kelas XI. Wah wah, ada apa dengan uri kkamjong?
Kai pov
Tok tok tok
Kuketuk pintu bercat hijau di depanku ini. Tak lama kemudian tampaklah seorang yeoja yang sangaaaatttttt manis, imut dan yang jelas membuat hari-hariku lebih indah. Tanpa babibu, aku langsung memeluk gadisku. Menyalurkan rasa rinduku yang tidak pernah menguap.
“Kyungie.... bogoshipda chagi.” Kuhirup aroma tubuhnya, oohhhh.... kau seperti morfin yang membuatku sakaw kalau tidak mengirup aroma tubuhmu sehari saja Kyung.
“yak! Jongin-ah, ini masih di sekolah. Jangan macam-macam, lepaskan aku Jongin.” Oh tidak bisa Kyung, kau terlalu memabukkan, aku tidak bisa melepasmu begitu saja.
“anni Kyung, aku ingin seperti ini.” Aku mengusapkan wajahku ke ceruk lehernya.
“yak! Babo! Lepaskan aku Kkamjong!” aw! Kurasakan kepalaku berdenyut merasakan pukulan Kyungsoo noona.
“noonaaaaa.... kenapa kau memukulku?” aku melihat dia memutar bola matanya malas. Uwoo kyeopta.
“salah sendiri kenapa kau tiba-tiba memelukku. Padahal ini masih di sekolah, kau harusnya tau itu Jongin-ah.” aku menyeringai menatapnya.
“berarti kalau tidak di sekolah aku boleh memelukmu sepuasnya baby?” O.O ah aku suka tatapan Kyungsoo noona dengan mata bulatnya itu.
“jangan macam-macam Jongin! Ah.. sudahlah. Untuk apa kau kesini?” aku beralih duduk di pinggir ranjang.
“anniya, hanya rindu padamu chagiyaa~” kulihat dia melotot kepadaku, aih kyeopta.
“jangan aneh-aneh, kembalilah ke kelasmu dan belajar.” Kulihat dia sibuk dengan berbagai macam obat-obatan yang entah apa itu namanya. Hei sayang~ calon suamimu ada disini dan kau hanya berkutat dengan obat-obat kesayanganmu itu? Oh bukankah aku jauh lebih menyenangkan untuk diajak bermain (?) daripada obat-obatan itu?
“aku bosan kalau terus menerus belajar chagi. Toh aku tidak pernah absen dari peringkat 3 paralel.” Aku melepas sepatuku dan berbaring di kasur pasien. Kyung mendekat padaku.
“jangan sombong tuan Kim bodoh. Sudah sana kembali ke kelasmu. Aku masih harus menyelesaikan laporan ini.”
Cup..
Satu kecupan manis mendarat dibibirku. Aku suka cara Kyung noona menciumku, tanpa nafsu, tapi penuh kasih sayang.
“arra... arra. Aku kembali ke kelas. Oh iya, jangan lupa nanti malam keluargaku ke rumahmu, kau dandanlah yang cantik, karena mertuamu akan datang berkunjung.” Kulihat rona merah menjalar di pipinya. Aih kyeopta.

_hun_han_

Luhan sedang mengeringkan rambutnya ketika ponselnya tiba-tiba berdering.
Kim joonmyeon
Senyum Luhan mengembang ketika melihat nama itu tertera di ponselnya.
“yeobosaeyo! Unnieee!!” luhan sedikit berteriak mengakibatkan orang di seberang sana menjauhkan ponselnya dari telinga.
aigoo Luhan-ah. Telingaku sakit karena kau berteriak-teriak.”
“hehehe, mian unnie. Ada apa unnie, tumben meneleponku?” Luhan duduk di pinggir kasurnya, handuknya diletakkan begitu saja di meja belajar.
memangnya kau tidak merindukanku apa? Bogoshipda chagiii~”Luhan terkikik.
“nado unnie-yaaaa... nan jeongmal bogoshipda.”
Luhan-ah, minggu depan aku akan pulang ke Korea.”
“jinjjayoo!!! Kyaaa! Kalau kau sudah sampai jangan lupa hubungi aku unnie, aku akan menjemputmu di bandara.”
ne saeng-ii... begitu roda pesawat mendarat di bandara aku akan mengirim pesan kepada xi luhan bahwa aku sudah sampai, otte? Kkk~”
“yak! Unnie-ya... aku serius. Pokoknya, sesampainya kau di Korea kau harus menghubungiku. Awas kalau kau tidak menghubungiku.”
arraseo Luhan chagiii... baiklah, aku masih ada urusan. Sampai bertemu minggu depan. Annyeong.”
“ne, annyeong.” Luhan tersenyum kemudian beranjak mengambil handuknya dan menuju kamar mandi.
Sehun pov
Namanya Xi Luhan. Siswi asal Shin Junior High School. Umurnya 16 tahun, eoh? Dia lebih tua beberapa hari denganku? Dia tinggal sendiri dengan ummanya. Pernah menjuarai olimpiade matematika, wah hebat juga dia. Lahirnya di Beijing, oh pantas marganya Xi. Aku terus membolak-balik berkas yang kudapat secara paksa dari songsaenim ini. Berkas yang berisi tentang data seorang yeoja bernama Xi Luhan. Yeoja yang dapat membuatku melakukan hal-hal yang bertentangan denganku.
Tok tok tok...
Segera kumasukkan berkas-berkas tadi ke dalam laci meja belajarku, sedikit membenahi pakaianku, dan mulai berkutat dengan buku bacaan yang kini berada dihadapanku.
“masuk.” Terdengar suara pintu kamarku terbuka, seorang namja paruh baya berjalan mendekat kearahku.
“yo! Sehun-ah, ummamu sudah menyiapkan makan, turunlah, makan dulu.” Aku memutar bola mataku malas. Namja ini sudah menjadi appa, bahkan umurnya sudah kepala empat, tapi kelakuannya seperti seorang remaja.
“ne appa, aku menyusul.” Kataku sambil tetap menatap buku yang ada dihadapanku.
“aish jinnja Sehun-ah. Berhentilah berkencan dengan buku-bukumu itu. Sekali-sekali berkencanlah dengan seorang yeoja, kau tidak akan mendapat keturunan kalau menikah dengan buku-bukumu itu.” Aku mendelik, appa.... secara tidak langsung kau mendoakan anakmu tidak akan mendapat istri manusia. Aku hendak protes namun kuurungkan ketika di depan pintu kamarku berdiri yeoja paruh baya yang tengah berkacak pinggang sambil membawa spatula.
“apa yang kalian lakukan disini! Kalian mau makan atau tidak?! Aku sudah capek-capek memasak dan kalian malah asik berdua disini! Cepat turun dan makan atau aku akan membuang semua masakanku! Dan kau Oh Sehun! Berhenti berkencan dengan buku-bukumu itu dan segera turun!”
Kulihat appa segera menyusul umma dan memeluk umma dari belakang, memulai rayuan-rayuan mautnya agar sang istri tidak marah-marah seperti tadi. Haahhh... dasar. Eoh? Dan apa itu tadi? Appa dan umma sama saja, kenapa mereka beranggapan seperti aku ini tidak laku dan akhirnya hanya berkutan dengan buku-buku. Kau akan terkejut ketika mengetahui betapa dipujanya anakmu ini di sekolah. Dan tunggu sampai aku membawa Xi Luhan kehadapan kalian sebagai calon istriku.
“OH SEHUUUNNN!!! KAU MAU MAKAN ATAU TIDAAAKKKKK!!! CEPAT TURUN!” aish dasar umma.
“NE.. UMMAAA.”

TBC


Review please J