Pages

Banner

To be your friend To treat you like the others, I find that impossible. Whenever I see you, I cannot take my eyes away. Whenever I'm by your side, I cannot keep my self away. Quietly looking at you, Quietly hidding my self. I don't even know what I really want... However, compare of dislike, Please... Continue to show me, Your love...
Minggu, 29 Desember 2013

FF: closer chap 3 (hunhan)

Chapter 3

Because your eyes that look at me
Make me run once again
More than anything else



“gege~....”
“hei ikuti gege.”
“gege mau pergi?”
“gege mau kemana?”
“gege tidak tau, kau tunggulah di sini.”
“JANGAAANNNN!!!”
“AKU MAU IKUT GEGE!!!!”
“jangan sayang, kamu di sini dengan mama.”
“BABA AKU TIDAK MAU IKUT!!!”
“YI FAN BENCI BABA!!!”
“maafkan baba yi fan.... maafkan baba...”
“maafkan baba.....”
“maafkan baba.....”
Kris pov
Hosh... hosh... hosh...
Oh shit! Kenapa aku harus bermimpi itu lagi. Kulirik jam dinding di kamarku, masih terlalu pagi untuk bangun. Kurebahkan kembali tubuhku, oh sial! Aku tidak bisa tidur lagi. Kulangkahkan kakiku ke balkon kamar, angin pagi yang bergesekan dengan kulit membuatku sedikit bergetar. Kenapa aku bermimpi itu lagi? Kurogoh kalung yang berhiaskan liontin perak dengan bentuk ukiran tulisan wu. Kira-kira...... bagaimana kabarmu sekarang?
Wu Xiao Han.....?

_hun_han_

-at luhan class-
“.....baiklah anak-anak, untuk tugas di rumah kerjakan halaman 12. Saya akhiri pembelajaran hari ini, terimakasih dan selamat siang.”
“selamat siang songsaenim.”
Selepas kepergian (?) sang guru, murid-murid yang berada di kelas mulai berhambur keluar. Dua orang yeoja manis tengah berjalan melintasi koridor sekolah untuk menuju kantin.
“lulu unnie kau carilah tempat, aku akan memesan makanan untuk kita berdua.” Ujar baekhyun sambil berlalu menuju counter makanan.
“Oh... geurae.” Luhan pun berjalan menuju salah satu meja yang terletak di pojok kantin dan bersebalahan langsung dengan taman.
Srek...
Srek...
Luhan mendongak, mendapati seseorang yang juga menggeser kursi untuk menempati meja tadi. Sesaat mata mereka bertemu, keduanya saling diam sampai Luhan tersadar dan memundurkan dirinya.
“eoh... mian sunbaenim, aku akan mencari tempat lain, silahkan sunbaenim tempati.” Ucap Luhan sambil membungkuk. Belum sempat Luhan meninggalkan tempat itu sebuah suara menginterupsinya untuk kembali duduk.
“kau mau kemana? Di sini sudah tidak ada tempat, duduklah.”
“tapi sunbae...”
“aku tidak terima penolakan.” Luhan menatap sekelilinganya, memang tidak ada tempat yang tersisa. Semua sudah terisi, Luhan pun mulai mendudukkan dirinya.
“kau tidak memesan makanan?”
“eoh? Ah, temanku yang memesan, aku mencari tempat untuk makan, sunbae sendiri.... tidak memesan makanan?”
“kau tau.... aku risih mendengar kau memanggilku sunbaenim.” Luhan tertunduk, merutuki dirinya yang telah membuat seniornya risih.
“panggil saja aku Sehun oppa.”
“ne?” Luhan mendongak, menatap sehun tidak percaya dengan apa yang baru saja namja itu katakan. Sehun menyuruhnya memanggil dia “oppa”? berdasarkan cerita Baekhyun, belum ada seorang yeoja yang mendapat permintaan langsung dari Sehun untuk memanggilnya dengan embel-embel “oppa” apalagi mengingat sifat Sehun yang “anti yeoja”, itu merupakan kejadian langka. Oke ini berlebihan.... tapi hati Luhan tengah bersorak gembira karena ini.
“hahaha, kau lucu sekali. Siapa namamu?” sebuah tawa keluar dari mulut Sehun! Oh ini juga mukjizat. Dalam sejarah Oh Sehun, ia belum pernah tertawa di hadapan seorang yeoja kecuali ummanya, noonanya Kai, tunangan Kai dan author :3
“naneun... Xi Luhan imnida.” Setelah memperkenalkan diri suasana hening mulai tercipta, keduanya bergelut dengan pikiran masing-masing. Selagi kedua insan ini berdiam diri mari kita menuju tempat seorang yeoja yang tengah mengantri di counter makanan.
“hmm.... bagaimana kalau pesan bibimbab saja? Lalu minumnya apa ya?”
“bagaimana kalau orange juice saja?”
“ah boleh juga.” Pekik Baekhyun, detik kemudian dia menoleh kearah sumber suara. Mulutnya sedikit terbuka dan matanya tak berkedip. Demi lee sooman yang beruban, Park Chanyeol tengah tersenyum dihadapannya. Perlu diulangi? DIHADAPANNYA! Perlu diperjelas? DI-HA-DA-PAN-NYA! Perlu di...?! sudah cukup kurasa.
“annyeong~” chanyeol tersenyum kearah Baekhyun, sedangkan objek yang ditatap hanya mematung mencerna kejadian yang tengah dialaminya.
“annyeong~ ada orang didalam?” chanyeol mengibaskan tangannya dihadapan baekhyun, mencoba menyadarkan yeoja manis yang tanpa sepengetahuannya tengah mengagumi ciptaan Tuhan yang terpampang nyata dihadapannya.
“eoh? Mwo? Ah! Maksudku... ne? ada apa sunbae?” oh sadarlah baekhyun, sekarang kau terlihat seperti seorang idiot. Salahkan jantungnya yang berdetak lebih cepat karena sengatan senyum 1000 watt chanyeol.
“hahaha kau lucu sekali, jadi? Apa kau mau memesan sekarang? Antrian di belakang masih panjang.” Ujar chanyeol sambil tersenyum dan mengarahkan dagunya kebelakang. Baekhyun mengalihkan pandangannya, melihat begitu banyak siswa yang mengantri untuk memesan makanan di belakang chanyeol.
“ah... jeoseonghamnida.... jeoseonghamnida..” baekhyun merutuki dirinya sendiri yang malah terbuai oleh pesona park chanyeol dan lupa tujuan awalnya. Setelah memesan, baekhyun bergegas menuju tempat luhan. Sedikit kesulitan karena ia harus membawa dua nampan. Namun sebuah tangan menyambar satu nampan yang dipegangnya.
“eh?” chanyeol tersenyum kearah baekhyun.
“biar kubawakan yang satunya, lagipula aku hanya membawa satu nampan.” Baekhyun terdiam, semburat merah menjalar di kedua pipinya. Baekhyun berjalan mendahului chanyeol, bergegas menemui luhan.

_hun_han_

Hening masih menyelimuti kedua insan berbeda gender ini. Sang yeoja yang diam-diam melirik namja di depannya, sedangkan sang namja terang-terangan menatap si yeoja manis yang terlihat salah tingkah.
Luhan merutuki sahabatnya yang tak kunjung datang. Berlama-lama dengan oh sehun ternyata tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Sejak insiden menarik kursi bersama-sama, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Apalagi sehun kini tengah menatapnya intens. Luhan mengalihkan pandangannya ke arah counter makanan, terlihat baekhyun yang terburu-buru berjalan kearahnya. Namun ada yang berbeda, luhan melihat salah satu dari prince school yang juga komplotan dari namja yang duduk di depannya berjalan mengekor baekhyun.
“eoh? Sehun kau juga di sini?” chanyeol bertanya pada sehun, sedangkan yang ditanya menatap chanyeol seolah berkata ‘apa yang kau lakukan? Mengganggu saja!’
“eoh?! Oh sehun sunbaenim.” Baekhyun membungkuk kepada sehun, kemudian melirik luhan yang kini mengalihkan pandangannya ke arah taman. Baekhyun mendudukkan dirinya di samping luhan, setelah chanyeol meletakkan nampan baekhyun yang ia bawa, ia mendudukkan dirinya di samping sehun. Keempatnya terdiam, hanya terdengar dentingan sumpit dan sesekali deheman dari baekhyun. Hingga suara chanyeol yang mencoba memecah keheningan diantara mereka.
“hei, aku belum tahu siapa nama kalian. Ehem, aku Park Chanyeol dari kelas XI-1, bagaimana dengan kalian?” chanyeol menatap baekhyun dan luhan sambil tersenyum.
“ah, naneun byun baekhyun imnida dari kelas X-2.” Baekhyun tersenyum dan itu sukses membuat chanyeol terpana.
“ehem... ah... geurae, bangapta baekhyun-ah.” Chanyeol membalas senyum baekhyun, kemudian beralih menatap luhan.
“naneun xi luhan imnida, teman sekelas baekhyun.” Luhan sedikit membungkuk kepada chanyeol.
“eoh? Kau bukan orang korea?” chanyeol bertanya kepada luhan. Luhan tersenyum, menampakkan eye smilenya yang membuat oh sehun terpana.
“ne sunbaenim, aku lahir di Beijing, tapi sejak kecil aku ikut mama pindah ke Korea.” Chanyeol manggut-manggut, detik kemudian dia kembali memandang luhan, raut wajahnya menyiratkan rasa penasaran.
“kalau kau ikut dengan ummamu ke korea, berarti appamu tinggal sendiri di china?” luhan tertunduk, detik kemudian dia mendongakkan kepalanya, tersenyum manis namun tatapannya sayu.
“baba dan mama bercerai ketika usiaku masih 4 tahun, dan sejak saat itu aku tidak tahu kabar babaku. Mama tidak pernah menceritakan penyebab perceraian mereka, dan aku pun tidak pernah bertanya, karena aku tidak ingin mama sedih, yah.... meskipun sebenarnya aku ingin sekali mengetauhi keadaan babaku sekarang.” Luhan mengakhiri kalimatnya, menyisakan tiga orang yang kini terdian, terutama chanyeol yang paling merasa bersalah. Dan jangan lupakan sehun yang kini tengah melirik ke arah chanyeol seolah-olah ingin memenggal kepalanya.
“eoh.... mi.. mianhae luhan-ah, aku tidak bermaksud mengungkit tentang keluargamu, mianhae luhan-ah, mianhae.” Chanyeol berulang kali mengucapkan maaf.
“ah... gwaenchana sunbaenim, aku mengerti, sudahlah sunbae tidak perlu meminta maaf.” Luhan berkata seraya tersenyum manis. Hening kembali menyelimuti mereka.
“aaahhh~ kenyang sekali. Eoh? Sehun sunbae tidak memesan makanan?” baekhyun yang telah menyelesaikan acara makannya, melihat sehun yang sedari tadi hanya duduk menemani chanyeol tanpa memesan makanan.
“aku tidak terbiasa makan di tempat ramai.” Jawab sehun singkat, baekhyun hanya mengangguk. Tatapannya kemudian beralih kepada luhan.
“lulu unnie, apa unnie sudah memberitahu myungsoo tentang seleksi tim basket yang baru? formulirnya ada pada unni kan? Kemarin myungsoo mencari unni tapi unni sudah pulang.”
“ah jinjja? Baiklah setelah ini aku akan menemuinya.”
“apa kalian nanti datang melihat seleksi?” ucap chanyeol bersemangat.
“ne sunbaenim, tentu saja kami ikut.” Ucap baekhyun dengan semangat.
“jangan panggil aku sunbaenim, kalian panggil saja aku chanyeol oppa.”
“ne... chanyeol oppa.” Baekhyun merona, ia tidak percaya bisa sedekat ini dengan senior pujaannya.
“baekki-ya sebentar lagi bel masuk, aku harus menemui myungsoo dulu, kajja kita kembali ke kelas.”
“ne unni, annyeong chanyeol oppa, sehun sunbaenim.” Baekhyun membungkuk kemudian berjalan mendahului luhan.
“ah! Aku juga harus kembali ke kelas, kajja sehun-ah.” Chanyeol bergegas berdiri, sambil melirik ke arah sehun kemudian berjalan mendahuluinya.
“ehem.... kau mau kembali ke kelas?” luhan menoleh ke arah sehun yang kini tengah menatapnya.
“ne, oppa juga mau kembali ke kelas?” luhan sesekali menatap sehun.
“ne.”
“kalau begitu, aku kembali ke kelas dulu oppa.” Luhan membungkuk kemudian melangkah kembali ke kelasnya.
“luhan-ah...” luhan menoleh ke arah sumber suara.
“..... sampai bertemu lagi.” Semburat merah muda menghiasi pipi luhan. Sehun tengah tersenyum kepadanya. Seorang oh sehun, pangeran es yang ‘anti yeoja’ tengah tersenyum kepadanya. Rasanya luhan ingin menghentikan waktu. Ia pun hanya menganggukkan kepala kemudian bergegas pergi sebelum detakan jantungnya bertambah cepat.

_hun_han_

Sehun pov
Aku baru tahu ternyata orang tuanya bercerai, tapi dari penuturannya kurasa dia yeoja yang tegar. Hei xi luhan.... sebenarnya apa yang telah kau lakukan padaku? Kenapa hanya dengan melihatmu jantung ini berdetak dua kali lebih cepat? Hanya dengan mendengar suaramu saja dapat membuat darahku berdesir. Apakah kau seorang penyihir? Dimana kau mempelajari cara menaklukkan hatiku yang selama ini beku? Kau hebat xi luhan. Aku telah terperangkap dalam jerat cintamu.

Tbc-

review juseyooo~



0 komentar:

Posting Komentar