Pages

Banner

To be your friend To treat you like the others, I find that impossible. Whenever I see you, I cannot take my eyes away. Whenever I'm by your side, I cannot keep my self away. Quietly looking at you, Quietly hidding my self. I don't even know what I really want... However, compare of dislike, Please... Continue to show me, Your love...
Jumat, 06 Desember 2013

FF: closer chap 2 (hunhan)

Chapter 2
I’m smiling like this,
So only you can see,
Are you looking at me right now?

“........ sekali lagi, selamat datang bagi siswa siswi baru Seoul Park Senior High School. Terimakasih.” Riuh tepuk tangan mengakhiri pidato seorang namja tampan yang dengan setia memasang wajah dingin tanpa ekspresi kebanggaannya. Sedikit membungkuk kepada sang kepala sekolah yang berada di sebelahnya, kemudian matanya beralih memandang seorang yeoja yang menarik perhatiannya. Seulas senyum tipis, eum.... sangat tipis mungkin, dari atas panggung ini ia dapat melihat dengan jelas bagaimana ekspresi yeoja itu. Manis....
-skip time-
Seusai acara, Baekhyun dan Luhan bergegas menuju papan pengumuman, berharap mereka menempati kelas yang sama. Oh lihatlah, mereka harus berdesakan demi melihat dimana mereka akan ditempatkan.
“Xi Luhan.... Xi Luhan.... Xi Luhaaannn..... AH! XI LUHAN!” Luhan memekik ketika mendapati namanya.
“eoh?... Byun Baekhyun?... ahhh BAEKHYUUUNNN... KITA SEKELAAASSS!!!” Baekhyun yang berada di samping Luhan langsung memeluk yeoja manis disebelahnya.
“Luhan-ah, kita sekelas! Aaahhhh~ johaeyo.”
“ne Baekkie-ya. Kajja kita ke kelas.” Luhan menarik tangan Baekhyun menuju kelas baru mereka.

_hun_han_

Sehun pov
Sial...
Kenapa dengan jantungku? Akh! Yeoja itu. Mata itu, tatapan itu. Kenapa aku terus memikirkannya?! Siapa yeoja itu?
“ARRGGHHH!!!”
“YAK! OH SEHUN! KAU INI KENAPA?!” aku melirik ke arah Kris hyung yang menatapku garang dengan alis angry birdnya yang kini bertautan. Oh aku benci melihat alisnya yang tebal itu.
“anni.” Aku pun meninggalkan kelas kami dan pergi entah kemana. Yang jelas aku butuh menetralkan pikiranku.
“YAK! OH SEHUN! KAU MAU KEMANA EOHH!!!” tak kuhiraukan ucapan duizhang tiang itu. Aku butuh udara segar. Mungkin pergi ke atap.
Kulangkahkan kakiku ke sembarang arah. Tujuan awalku memang ke atap. Tapi entah sejak kapan, kaki ini malah menuntunku ke koridor kelas 10. Aku berhenti sejenak. Untuk apa aku berada disini? Akh! Aku kan ingin ke atap, sejak kapan atap sekolah berpindah di koridor kelas 10 (-_-). Ya sudah, balik saja ke kelas.
Deg... deg... deg
Yeoja itu, itu yeoja yang tadi. Tanpa sadar kini aku mengikutinya yang sedang berjalan dengan temannya. Ternyata dari belakang pun yeoja itu sangat manis. Tiba-tiba yeoja itu berhenti, aku segera bersembunyi. Oh? Dia masuk ke kelas itu. Aku mendekat ke arah kelas yang dimasukinya tadi. X-2 ya....
Tunggu!
Yak! Oh Sehun! Ini sungguh bukan gayamu. Sejak kapan kau suka menguntit seorang yeoja? Eoh? Apalagi dia seorang hobaemu. Aish! Oh sehun! Ada apa sebenarnya dengan dirimu. Akh!!!! Aku benar-benar harus merefresh otak dan hatiku. Ada apa sebenarnya denganku hari ini.­
-skip time-
Teeetttt teeetttt...
Bel istirahat berdering, Luhan dan Baekhyun bergegas keluar kelas dan segera menuju kantin.
-at kantin-
“aaahhh~ aku tidak tahu kalau unnie ternyata lebih tua dariku. Aku benar-benar terkejut. Wajahmu sama sekali tidak menunjukkan kalau kau lebih tua dariku.” Luhan mengerucutkan bibirnya ketika mendengar penuturan Baekhyun tentang umurnya yang ternyata lebih tua. Yaaahhh, salahkan baby face yang melekat padanya.
“yak! Baekki-ya. Kau sudah mengatakan itu berkali-kali. (-.-)” Baekhyun terkikik melihat wajah cemberut unnie barunya itu. Menurutnya wajah Luhan yang cemberut jauh lebih cute. Baekhyun pun mencubit pipi Luhan.
“aigoo~ unnie-ya neomu kyeopta. Kalau begitu mulai sekarang aku akan memanggilmu lulu unnie ^^.” Luhan membalas mencubit pipi Baekhyun kemudian tersenyum mengusap kepala dongsaeng manisnya itu. Tiba-tiba Luhan menarik tangannya dari kepala Baekhyun dan duduk tegap menghadap yeoja manis disebelahnya itu. Baekhyun yang melihat perubahan sikap Luhan yang tiba-tiba itu sedikit terjingkat ke belakang.
“yak! Waeyo unnie-ya? Aish, kau mengagetkanku.” Luhan yang mendapat protes dari Baekhyun hanya memasang wajah innocent yang mungkin dapat melelehkan balok es bernama Oh Sehun.
“ya, Baekkie-ya. Kau belum memberitahuku siapa namja yang di sebelah Chanyeol sunbae tadi.” Baekhyun mengingat-ingat posisi keempat namja tadi.
“eum... tadi itu, Kai... Kris... Chan.. Yeol... ah! OH SEHUN SUNBAENIM!” 
“ada apa denganku?” sontak kedua yeoja manis itu menoleh ke belakang. 
Luhan pov
Omo! Tam....pan... o.o
“aku tanya....” “ada apa denganku?” di... dia menatapku. Namja itu menatapku, Sehun sunbae menatapku. Se.. Sehun sunbae..... .
“baiklah aku pergi...” omo dia tampan sekali. Entah bagaimana rupa wajahku saat ini. Aku tidak peduli apakah aku terlihat seperti orang bodoh atau tidak.
“OMO LULU UNNIE!!!” Baekhyun mengguncangkan bahuku, membuatku tersadar akan kekagumanku pada Sehun sunbae.
“Lulu unnie, aku baru sadar ternyata Sehun sunbae memang benar-benar tampan, kau lihat tadi cara dia memandang? Ooohhhh... dia keren sekali unnie.. ah ah! Kulitnya juga sangat putih. Bukankah dia keren unnieeeee!!!” oh tidak, bahuku sebentar lagi akan lepas karena terus diguncangkan oleh Baekhyun.
“yak! Baekkie-yaaa!! Auuu.. sa..kit Baekkie.”
“ups... mian unnie, hehehe.” Iya Baekhyun, kau benar. Sepertinya sejak di auditorium tadi aku sudah terjatuh dalam pesona seorang Oh Sehun.

_hun_han_

Kris pov
“kapan kau pulang Yifan?” orang ini. Sampai kapan dia akan memaksaku untuk kembali ke rumah.
“aku punya kehidupan sendiri di luar.”
“..... baba merindukanmu. Pulanglah Yifan, setidaknya di rumah kau bisa...”
“aku bisa menggantikanmu mengurusi perusahaan. Kalau itu tujuanmu, maaf. Tapi aku sudah mengatakan bahwa aku tidak akan mengurus perusahanmu kalau aku belum menyelesaikan pendidikanku. Dan kau juga sudah berjanji untuk tidak mengusikku sampai aku lulus kuliah nanti.” Aku mengepalkan tanganku, mencoba meredam emosiku yang kapan saja bisa meledak.
“bukan begitu maksud baba Yifan, baba hanya....”
“kalau tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, kututup telponnya.”
Tuuuttt....
Kugertakkan gigiku. Selalu seperti ini setiap kali aku mendengar suaranya. Kenapa hanya mendengar suara? Entahlah, aku tidak ingat kapan terakhir kali aku bertatap muka dengannya. Aku memijat pelipisku, hahhh...
“babamu hyung?” tanya Chanyeol, aku meliriknya sekilas.
“aku ke atap.” Bukannya menjawab pertanyaan Chanyeol, aku malah melangkahkan kakiku ke atap.
Kusandarkan kepalaku, perlahan kututup mataku. Merasakan hembusan angin yang menerpa wajahku, di tempat ini aku selalu merasa lebih baik. Entah sejak kapan, tapi butiran kristal terus berjatuhan dari mataku. Di sini aku dapat meluapkan semua perasaanku, tenang bersama angin.

_hun_han_

“eoh? Lulu unnie . kau menangis?” Luhan mengusap air mata yang mengalir dipipinya.
“anniya, mataku kemasukan debu Baekkie.” Baekhyun mengangguk.
“kukira kau menangis unnie.” Luhan hanya tersenyum mendengar penuturan baekhyun. Songsaenim sedang tidak mengajar di kelas mereka, jadi ya... suasana kelas Luhan penuh dengan riuh murid-murid yang.... entah apa saja yang mereka lakukan. Tiba-tiba kelas berubah hening, semua mata tertuju pada seorang namja tampan yang kini berdiri di depan kelas luhan. Namja tampan berkulit tan itu tersenyum dan berhasil membuat yeoja yang ada dikelas itu terpesona, oh jangan lupakan Baekhyun dan Luhan juga. Eh... ralat, kurasa hanya Baekhyun yang terpesona, karena Luhan kini hanya menatap teman-temannya yang sedang terpesona oleh sosok tampan berkulit tan itu.
“annyeong yeorobeun ^^” sapa Kim Jongin, oh salah! Dia lebih suka dipanggil Kai daripada nama aslinya.
“annyeong sunbae.”
“ne! Minta waktunya sebentar, eum... mungkin kalian bisa duduk di tempat masing-masing sebentar.” Semua murid bergegas duduk di tempat masing-masing.
“baik! Singkat saja, tahun ajaran baru ini, kami dari tim basket akan mencari pemain baru, seleksi akan dilakukan besok sepulang sekolah, untuk yang belum paham bisa menuju ke ruang olah raga. Yah.. mungkin itu saja yang saya sampaikan, terimakasih perhatiannya. Annyeong ^^”
“Kai oppaaaaa~”
“kyaaaa oppaaaa jangan pergi duluuu!!”
“oppaaaaa”
“Kai sunbaeeee~ jangan tinggalkan akuuu (?)”
Selepas kepergian (?) Kai, suasana kelas kembali riuh... atau mungkin ricuh...? yah hanya mereka, author dan Tuhan yang tau. Sementara itu mari kita lihat Kai yang tiba-tiba membelokkan arah menuju UKS dan bukan ke koridor kelas XI. Wah wah, ada apa dengan uri kkamjong?
Kai pov
Tok tok tok
Kuketuk pintu bercat hijau di depanku ini. Tak lama kemudian tampaklah seorang yeoja yang sangaaaatttttt manis, imut dan yang jelas membuat hari-hariku lebih indah. Tanpa babibu, aku langsung memeluk gadisku. Menyalurkan rasa rinduku yang tidak pernah menguap.
“Kyungie.... bogoshipda chagi.” Kuhirup aroma tubuhnya, oohhhh.... kau seperti morfin yang membuatku sakaw kalau tidak mengirup aroma tubuhmu sehari saja Kyung.
“yak! Jongin-ah, ini masih di sekolah. Jangan macam-macam, lepaskan aku Jongin.” Oh tidak bisa Kyung, kau terlalu memabukkan, aku tidak bisa melepasmu begitu saja.
“anni Kyung, aku ingin seperti ini.” Aku mengusapkan wajahku ke ceruk lehernya.
“yak! Babo! Lepaskan aku Kkamjong!” aw! Kurasakan kepalaku berdenyut merasakan pukulan Kyungsoo noona.
“noonaaaaa.... kenapa kau memukulku?” aku melihat dia memutar bola matanya malas. Uwoo kyeopta.
“salah sendiri kenapa kau tiba-tiba memelukku. Padahal ini masih di sekolah, kau harusnya tau itu Jongin-ah.” aku menyeringai menatapnya.
“berarti kalau tidak di sekolah aku boleh memelukmu sepuasnya baby?” O.O ah aku suka tatapan Kyungsoo noona dengan mata bulatnya itu.
“jangan macam-macam Jongin! Ah.. sudahlah. Untuk apa kau kesini?” aku beralih duduk di pinggir ranjang.
“anniya, hanya rindu padamu chagiyaa~” kulihat dia melotot kepadaku, aih kyeopta.
“jangan aneh-aneh, kembalilah ke kelasmu dan belajar.” Kulihat dia sibuk dengan berbagai macam obat-obatan yang entah apa itu namanya. Hei sayang~ calon suamimu ada disini dan kau hanya berkutat dengan obat-obat kesayanganmu itu? Oh bukankah aku jauh lebih menyenangkan untuk diajak bermain (?) daripada obat-obatan itu?
“aku bosan kalau terus menerus belajar chagi. Toh aku tidak pernah absen dari peringkat 3 paralel.” Aku melepas sepatuku dan berbaring di kasur pasien. Kyung mendekat padaku.
“jangan sombong tuan Kim bodoh. Sudah sana kembali ke kelasmu. Aku masih harus menyelesaikan laporan ini.”
Cup..
Satu kecupan manis mendarat dibibirku. Aku suka cara Kyung noona menciumku, tanpa nafsu, tapi penuh kasih sayang.
“arra... arra. Aku kembali ke kelas. Oh iya, jangan lupa nanti malam keluargaku ke rumahmu, kau dandanlah yang cantik, karena mertuamu akan datang berkunjung.” Kulihat rona merah menjalar di pipinya. Aih kyeopta.

_hun_han_

Luhan sedang mengeringkan rambutnya ketika ponselnya tiba-tiba berdering.
Kim joonmyeon
Senyum Luhan mengembang ketika melihat nama itu tertera di ponselnya.
“yeobosaeyo! Unnieee!!” luhan sedikit berteriak mengakibatkan orang di seberang sana menjauhkan ponselnya dari telinga.
aigoo Luhan-ah. Telingaku sakit karena kau berteriak-teriak.”
“hehehe, mian unnie. Ada apa unnie, tumben meneleponku?” Luhan duduk di pinggir kasurnya, handuknya diletakkan begitu saja di meja belajar.
memangnya kau tidak merindukanku apa? Bogoshipda chagiii~”Luhan terkikik.
“nado unnie-yaaaa... nan jeongmal bogoshipda.”
Luhan-ah, minggu depan aku akan pulang ke Korea.”
“jinjjayoo!!! Kyaaa! Kalau kau sudah sampai jangan lupa hubungi aku unnie, aku akan menjemputmu di bandara.”
ne saeng-ii... begitu roda pesawat mendarat di bandara aku akan mengirim pesan kepada xi luhan bahwa aku sudah sampai, otte? Kkk~”
“yak! Unnie-ya... aku serius. Pokoknya, sesampainya kau di Korea kau harus menghubungiku. Awas kalau kau tidak menghubungiku.”
arraseo Luhan chagiii... baiklah, aku masih ada urusan. Sampai bertemu minggu depan. Annyeong.”
“ne, annyeong.” Luhan tersenyum kemudian beranjak mengambil handuknya dan menuju kamar mandi.
Sehun pov
Namanya Xi Luhan. Siswi asal Shin Junior High School. Umurnya 16 tahun, eoh? Dia lebih tua beberapa hari denganku? Dia tinggal sendiri dengan ummanya. Pernah menjuarai olimpiade matematika, wah hebat juga dia. Lahirnya di Beijing, oh pantas marganya Xi. Aku terus membolak-balik berkas yang kudapat secara paksa dari songsaenim ini. Berkas yang berisi tentang data seorang yeoja bernama Xi Luhan. Yeoja yang dapat membuatku melakukan hal-hal yang bertentangan denganku.
Tok tok tok...
Segera kumasukkan berkas-berkas tadi ke dalam laci meja belajarku, sedikit membenahi pakaianku, dan mulai berkutat dengan buku bacaan yang kini berada dihadapanku.
“masuk.” Terdengar suara pintu kamarku terbuka, seorang namja paruh baya berjalan mendekat kearahku.
“yo! Sehun-ah, ummamu sudah menyiapkan makan, turunlah, makan dulu.” Aku memutar bola mataku malas. Namja ini sudah menjadi appa, bahkan umurnya sudah kepala empat, tapi kelakuannya seperti seorang remaja.
“ne appa, aku menyusul.” Kataku sambil tetap menatap buku yang ada dihadapanku.
“aish jinnja Sehun-ah. Berhentilah berkencan dengan buku-bukumu itu. Sekali-sekali berkencanlah dengan seorang yeoja, kau tidak akan mendapat keturunan kalau menikah dengan buku-bukumu itu.” Aku mendelik, appa.... secara tidak langsung kau mendoakan anakmu tidak akan mendapat istri manusia. Aku hendak protes namun kuurungkan ketika di depan pintu kamarku berdiri yeoja paruh baya yang tengah berkacak pinggang sambil membawa spatula.
“apa yang kalian lakukan disini! Kalian mau makan atau tidak?! Aku sudah capek-capek memasak dan kalian malah asik berdua disini! Cepat turun dan makan atau aku akan membuang semua masakanku! Dan kau Oh Sehun! Berhenti berkencan dengan buku-bukumu itu dan segera turun!”
Kulihat appa segera menyusul umma dan memeluk umma dari belakang, memulai rayuan-rayuan mautnya agar sang istri tidak marah-marah seperti tadi. Haahhh... dasar. Eoh? Dan apa itu tadi? Appa dan umma sama saja, kenapa mereka beranggapan seperti aku ini tidak laku dan akhirnya hanya berkutan dengan buku-buku. Kau akan terkejut ketika mengetahui betapa dipujanya anakmu ini di sekolah. Dan tunggu sampai aku membawa Xi Luhan kehadapan kalian sebagai calon istriku.
“OH SEHUUUNNN!!! KAU MAU MAKAN ATAU TIDAAAKKKKK!!! CEPAT TURUN!” aish dasar umma.
“NE.. UMMAAA.”

TBC


Review please J

0 komentar:

Posting Komentar